Mengenali cara merusak usus halus (2)
Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda, "Tidak ada tempat yang paling jelek yang dipenuhi manusia selain dari perutnya, cukuplah bagi manusia beberapa suapan yang dapat menegakkan tulang sulbinya, jika tidak ada tempat lagi, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya."
(Hadits Riwayat Imam an-Nasa-i dan Imam at-Tirmidzi)
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rohimahuLLOOH menjelaskan bahwa Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam telah mengajarkan seseorang cukup mengkonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya, sehingga staminanya tidak merosot dan tubuhnya tidak menjadi lemah. Atau mengisi perut dengan ukuran sepertiga untuk makanan, sepertiga minuman dan sepertiga untuk udara.
Demikianlah yang paling bermanfaat untuk tubuh dan hati, karena kalau perut itu penuh dengan makanan, maka minuman akan sulit masuk.
Sebaliknya bila dipenuhi minuman maka ia akan sulit bernafas sehingga akan mudah lelah dan terkena penyakit.
Konsekuensi lain dari perut yang penuh, papar Ibnu Qoyyim adalah kerusakan hati dan kelemahan organ-organ tubuh untuk ber'ibadah, bahkan terdorong berbuat maksiat. Perut yang penuh makanan dapat membahayakan hati dan tubuh, namun bila sesekali dibolehkan. Karena hal ini pernah terjadi pada shohabat yang sesekali minum atau makan sampai kenyang.
Nah, banyaknya kasus tifus yang dialami anak-anak menunjukkan minimnya pendidikan dan kontrol terhadap cara hidup sehat atas manfaat dan bahaya makanan-minuman. Tidak sedikit orang tua yang putus asa mengendalikan putera-puterinya terhadap kesukaan makanan, walaupun berbahaya bagi kesehatannya. Di antara makanan yang disuka anak dan efektif merusak usus halus adalah keju rasa asin (cheedar).
Sesungguhnya keju yang sehat adalah terasa gurih saja, karena murni disarikan dari susu. Belum lagi makanan dan minuman lainnya yang sungguh mengkhawatirkan, namun begitu mudah ditelan.
Alhasil, disadari atau tidak begitu banyak perut anak-anak dijadikan 'keranjang sampah' makanan dan minuman, sehingga wajar saja bila kesehatannya begitu rentan dan harus mondar-mandir berobat. Nasib perut yang dijadikan keranjang sampah ini pun juga menimpa hampir semua kelompok umur yang kurang memperdulikan kesehatan dan keselamatan usus dan badannya.
Dari sejumlah penelitian menyebutkan dampak buruk lain dari makan berlebih adalah makanan tidak tercerna dengan baik karena melebihi kapasitas enzim pencernaan. Makanan yang tidak tercerna dengan sempurna akan masuk usus dan menyebabkan fermentasi, salah cerna dan menimbulkan gas. Akibat makan berlebih juga menimbulkan rasa sakit, perut penuh dan membengkak dengan tanda sendawa (belching) keras. Bila tak sendawa perut terasa kembung dan buang angin, serta perut tak nyaman bahkan berakibat muntah atau diare.
Hasil penelitian tersebut juga memaparkan bahwa makan berlebih menyuburkan radikal bebas dalam tubuh yang dapat memicu berbagai penyakit berbahaya seperti ragam penyakit radang usus, kanker, stroke, penyumbatan jantung, parkinson, penuaan dini, asma, melonjaknya gula darah (diabet) hingga AIDS. Isrof dalam makan dan minum dampaknya bukan membuat tubuh segar, melainkan sebaliknya mengakibatkan menurunnya kebugaran, lemas, malas, mengantuk di antaranya akibat gula darah melonjak yang membuat asam amino melimpah dan masuk ke otak.
Para peneliti juga mengamati bahwa makan berlebih beresiko meningkatnya espiratory quotient (QR) yang berakibat nafas sesak, obesitas, menurunnya daya ingat (alzheimer), menimbulkan kecemasan, mengurangi vitalitas, menurunkan produktifitas, emosional, membuat nafas bau dan dampak buruk lainnya.
===
Sumber:
Tabloid Bekam Edisi 15/ Tahun ke-3/ Tahun 2012
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda, "Tidak ada tempat yang paling jelek yang dipenuhi manusia selain dari perutnya, cukuplah bagi manusia beberapa suapan yang dapat menegakkan tulang sulbinya, jika tidak ada tempat lagi, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya."
(Hadits Riwayat Imam an-Nasa-i dan Imam at-Tirmidzi)
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rohimahuLLOOH menjelaskan bahwa Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam telah mengajarkan seseorang cukup mengkonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya, sehingga staminanya tidak merosot dan tubuhnya tidak menjadi lemah. Atau mengisi perut dengan ukuran sepertiga untuk makanan, sepertiga minuman dan sepertiga untuk udara.
Demikianlah yang paling bermanfaat untuk tubuh dan hati, karena kalau perut itu penuh dengan makanan, maka minuman akan sulit masuk.
Sebaliknya bila dipenuhi minuman maka ia akan sulit bernafas sehingga akan mudah lelah dan terkena penyakit.
Konsekuensi lain dari perut yang penuh, papar Ibnu Qoyyim adalah kerusakan hati dan kelemahan organ-organ tubuh untuk ber'ibadah, bahkan terdorong berbuat maksiat. Perut yang penuh makanan dapat membahayakan hati dan tubuh, namun bila sesekali dibolehkan. Karena hal ini pernah terjadi pada shohabat yang sesekali minum atau makan sampai kenyang.
Nah, banyaknya kasus tifus yang dialami anak-anak menunjukkan minimnya pendidikan dan kontrol terhadap cara hidup sehat atas manfaat dan bahaya makanan-minuman. Tidak sedikit orang tua yang putus asa mengendalikan putera-puterinya terhadap kesukaan makanan, walaupun berbahaya bagi kesehatannya. Di antara makanan yang disuka anak dan efektif merusak usus halus adalah keju rasa asin (cheedar).
Sesungguhnya keju yang sehat adalah terasa gurih saja, karena murni disarikan dari susu. Belum lagi makanan dan minuman lainnya yang sungguh mengkhawatirkan, namun begitu mudah ditelan.
Alhasil, disadari atau tidak begitu banyak perut anak-anak dijadikan 'keranjang sampah' makanan dan minuman, sehingga wajar saja bila kesehatannya begitu rentan dan harus mondar-mandir berobat. Nasib perut yang dijadikan keranjang sampah ini pun juga menimpa hampir semua kelompok umur yang kurang memperdulikan kesehatan dan keselamatan usus dan badannya.
Dari sejumlah penelitian menyebutkan dampak buruk lain dari makan berlebih adalah makanan tidak tercerna dengan baik karena melebihi kapasitas enzim pencernaan. Makanan yang tidak tercerna dengan sempurna akan masuk usus dan menyebabkan fermentasi, salah cerna dan menimbulkan gas. Akibat makan berlebih juga menimbulkan rasa sakit, perut penuh dan membengkak dengan tanda sendawa (belching) keras. Bila tak sendawa perut terasa kembung dan buang angin, serta perut tak nyaman bahkan berakibat muntah atau diare.
Hasil penelitian tersebut juga memaparkan bahwa makan berlebih menyuburkan radikal bebas dalam tubuh yang dapat memicu berbagai penyakit berbahaya seperti ragam penyakit radang usus, kanker, stroke, penyumbatan jantung, parkinson, penuaan dini, asma, melonjaknya gula darah (diabet) hingga AIDS. Isrof dalam makan dan minum dampaknya bukan membuat tubuh segar, melainkan sebaliknya mengakibatkan menurunnya kebugaran, lemas, malas, mengantuk di antaranya akibat gula darah melonjak yang membuat asam amino melimpah dan masuk ke otak.
Para peneliti juga mengamati bahwa makan berlebih beresiko meningkatnya espiratory quotient (QR) yang berakibat nafas sesak, obesitas, menurunnya daya ingat (alzheimer), menimbulkan kecemasan, mengurangi vitalitas, menurunkan produktifitas, emosional, membuat nafas bau dan dampak buruk lainnya.
===
Sumber:
Tabloid Bekam Edisi 15/ Tahun ke-3/ Tahun 2012
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===