Skip to main content

Berbuka Puasa (4) | Meneladani Shaum Rasulullah

Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan.

Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah.

Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Keempatbelas.

Berbuka Puasa (4).

4. Yang Diucapkan Saat Berbuka.

Ketahuilah, saudaraku yang menjalankan ibadah puasa -semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu untuk mengikuti Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- bahwa engkau memiliki saat dimana do'a pasti dikabulkan. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan ini dan berdo'alah kepada Allah sedang engkau benar-benar yakin akan dikabulkan. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lengah lagi lalai. Panjatkanlah do'a apa saja yang engkau kehendaki, mudah-mudahan engkau akan memperoleh kebaikan dunia dan juga kebaikan akhirat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia bercerita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Ada tiga do'a yang mustajab (dikabulkan), yaitu do'a orang yang sedang berpuasa, do'a orang yang dizhalimi, dan do'a orang yang sedang dalam perjalanan." (111)

Dan do'a yang tidak akan ditolak itu dipanjatkan saat berbuka. Yang demikian itu didasarkan pada hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Ada tiga orang yang tidak akan ditolak do'anya, yaitu orang yang sedang berpuasa, pemimpin yang adil, dan do'a orang yang dizhalimi." (112)

Dari 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash (radhiyallahu 'anhu), dia bercerita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya orang yang berpuasa itu mempunyai satu kesempatan do'a yang tidak akan ditolak." (113)

Sebaik-baik do'a adalah do'a yang diwariskan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dimana beliau membaca pada saat berbuka:

Ø°َÙ‡َبَ الظَّÙ…َاءُ ÙˆَابْتَÙ„َّتِ العُرُÙˆْÙ‚ُ, ÙˆَØ«َبَتَ اْلأَجْرُ Ø¥ِÙ†ْ Ø´َاءَ اللَّÙ‡ُ

Dzahabazh zhama-u wabtallatil 'uruuqu, wa tsabatal ajru in syaa Allaah.

"Telah hilang rasa haus dan basah pula urat-urat serta telah ditetapkan pahala, insya Allah." (114)

===

(111) Diriwayatkan oleh al-'Uqaili di dalam kitab adh-Dhu'afaa' (I/ 72). Abu Muslim al-Kajji di dalam kitab Juz-u-nya. Yang di antara jalannya adalah Ibnu Masi di dalam kitab, Juz-ul Anshaari. Dan sanadnya shahih, kalau tidak ada 'an'anah Yahya bin Abi Katsir. Hadits ini memiliki satu syahid, yaitu hadits yang datang setelahnya.

(112) Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (2528), Ibnu Majah (1752), Ibnu Hibban (2407), di dalamnya terdapat kemajhulan Abu Mudillah.

(113) Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (I/ 557), al-Hakim (I/ 422), Ibnus Sunni (128), ath-Thayalisi (299) melalui dua jalan darinya. Al-Bushairi (II/ 81) mengatakan, "Sanad ini shahih dan rijalnya pun tsiqah."

(114) Diriwayatkan oleh Abu Dawud (II/ 306), al-Baihaqi (IV/ 239), al-Hakim (I/ 422), Ibnus Sunni (128), an-Nasa-i di dalam kitab 'Amalul Yaum wal Lailah (269), ad-Daraquthni (II/ 185) dan dia mengatakan, "Sanadnya hasan." Dapat kami katakan, "Statusnya sama seperti yang dikatakannya."

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan, Penulis: Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah, Penerbit: al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman - Yordania, Cetakan IV, Tahun 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, Muraja'ah Terjemah: Taufik Saleh Alkatsiri, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabi'ul Akhir 1426 H/ Agustus 2005 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT