Skip to main content

Allah Menghendaki Kemudahan dan Tidak Menghendaki Kesulitan (1/2) | Meneladani Shaum Rasulullah

Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan.

Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah.

Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Ketigabelas.

Allah Menghendaki Kemudahan dan Tidak Menghendaki Kesulitan (1/2).

Peringatan:

Ada sebagian orang yang berpandangan bahwa berbuka puasa dalam perjalanan di masa sekarang ini tidak diperbolehkan, sehingga mereka mencela orang-orang yang memanfaatkan keringanan yang diberikan Allah Ta'ala, atau berpendapat bahwa puasa lebih baik daripada berbuka karena adanya kemudahan dan tersedianya berbagai sarana transportasi. Dan kami bermaksud untuk menarik perhatian mereka pada firman Allah yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata:

"Dan tidaklah Rabbmu lupa." (QS. Maryam: 64)

Firman-Nya yang lain:

"Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 232)

Serta firman-Nya di dalam ayat yang menyebutkan keringanan berbuka dalam perjalanan:

"Allah menghendaki kemudahan bagi kamu sekalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu sekalian." (QS. Al-Baqarah: 185)

Artinya, kemudahana bagi orang yang tengah dalam perjalanan merupakan sesuatu yang memang dikehendaki Allah sekaligus sebagai bagian dari tujuan syari'at yang penuh toleransi. Perlu aku ingatkan kepadamu bahwa Rabb yang telah menetapkan agama adalah Pencipta zaman, tempat, dan juga manusia, dan pasti Dia lebih mengetahui akan kebutuhan dan kepentingan mereka. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan), dan Dia Mahahalus lagi Mahamengetahui." (QS. Al-Mulk: 14)

Kami sajikan hal tersebut dengan tujuan agar orang Muslim, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perintah, tidak ada pilihan baginya atas perintah tersebut, tetapi dia harus senantiasa mengucapkan secara berulang-ulang bersama orang-orang Mukmin lainnya yang taat, yang tidak berani melakukan sesuatu yang menyalahi Allah dan Rasul-Nya:

"Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdo'a), 'Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada-Mu-lah tempat kembali." (QS. Al-Baqarah: 285)

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan, Penulis: Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah, Penerbit: al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman - Yordania, Cetakan IV, Tahun 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, Muraja'ah Terjemah: Taufik Saleh Alkatsiri, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabi'ul Akhir 1426 H/ Agustus 2005 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog