Skip to main content

Berbuka Puasa (2) | Meneladani Shaum Rasulullah

Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan.

Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah.

Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Keempatbelas.

Berbuka Puasa (2).

2. Menyegerakan Berbuka.

Saudaraku seiman, hendaklah engkau berbuka puasa langsung setelah matahari tenggelam, jangan terpengaruh oleh warna merah tajam yang tersisa di ufuk. Sebab, yang demikian itu sebagai upaya mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sekaligus tidak menyerupai orang-orang yahudi dan nashrani, dimana mereka biasa mengakhirkan buka puasa. Penundaan buka puasa mereka itu sampai batas tertentu, yaitu munculnya bintang. Mengikuti jalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjalankan Sunnahnya merupakan salah satu upaya menjunjung tinggi ajaran agama sekaligus wujud rasa bangga atas petunjuk yang kita dapatkan. Dan berikut ini beberapa hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai hal tersebut:

a. Menyegerakan buka puasa akan mendatangkan kebaikan.

Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

"Ummat manusia ini akan tetap baik selama mereka menyegerakan buka puasa." (105)

b. Menyegerakan buka puasa merupakan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Jika ummat Islam menyegerakan buka puasa, berarti mereka tetap berada dalam bingkai Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan manhaj Salafush Shalih. Dengan izin Allah, mereka tidak akan pernah tersesat selama mereka benar-benar berpegang teguh padanya seraya membuang semua yang akan merubah kaidah-kaidahnya.

Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

"Ummatku masih tetap berada di atas Sunnahku selama mereka tidak menunda-nunda puasa sampai munculnya bintangnya." (106)

c. Menyegerakan buka puasa berarti menyalahi orang-orang yang sesat lagi mendapat murka.

Seandainya ummat manusia ini masih tetap baik, karena mereka masih menempuh manhaj Rasul mereka serta mempertahankan Sunnahnya, niscaya Islam akan tetap jaya dan berdiri kokoh serta tidak akan disusahkan oleh orang-orang yang menentangnya. Pada saat itulah ummat Islam akan menjadi cahaya yang bisa dijadikan sebagai sarana untuk menerangi tempat yang gelap sekaligus sebagai teladan yang baik yang dijadikan panutan. Sebab, ia tidak akan pernah menjadi ekor ummat-ummat timur maupun barat, sekaligus sebagai naungan bagi setiap kelompok yang condong oleh angin ke mana saja angin itu berhembus.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Agama ini masih tetap jaya selama ummat manusia menyegerakan buka puasa, karena orang-orang yahudi dan nashrani biasa mengakhirkannya." (107)

===

(105) Diriwayatkan oleh al-Bukhari (IV/ 173) dan Muslim (1093).

(106) Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (891) dengan sanad yang shahih. Dan aslinya, sebagaimana telah disampaikan terdahulu, berada di dalam kitab, ash-Shahihain.

(107) Diriwayatkan oleh Abu Dawud (II/ 305) dan Ibnu Majah (224), sanad hadits ini hasan.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan, Penulis: Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah, Penerbit: al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman - Yordania, Cetakan IV, Tahun 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, Muraja'ah Terjemah: Taufik Saleh Alkatsiri, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabi'ul Akhir 1426 H/ Agustus 2005 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT