Skip to main content

Sifat Shalat Nabi: Salah paham dan jawabannya (2/2)

Pendahuluan

Edisi Pertama

5. Salah Paham dan Jawabannya (2/2)

Sebagian lagi mengakui lemahnya hadits ini ("Perselisihan pendapat di ummatku adalah rahmat"), tetapi mengemukakan alasan bahwa perselisihan dan perbedaan pendapat memang merupakan rahmat, karena memperluas cakrawala ummat dan memberikan kelonggaran. Alasan semacam ini jelas bertentangan dengan ayat-ayat tersebut di atas dan fatwa para imam madzhab sebelumnya. Sebagian imam tersebut dengan tegas menolak sebagaimana kata Ibnul Qasim:

"Aku pernah mendengar Malik dan Laits berkata tentang terjadinya perselisihan dan perbedaan pendapat di kalangan Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, ujarnya:

'Tidaklah seperti yang dikatakan oleh orang-orang itu. Perbedaan pendapat tidaklah memberikan kelonggaran untuk mengikuti semuanya, tetapi pendapat yang berbeda itu ada yang salah dan ada yang benar.'" (45)

Asyhab berkata: "Imam Malik pernah ditanya orang berkaitan dengan seseorang yang mengambil hadits dari orang yang kepercayaan, dari Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: 'Apakah menurut pendapat engkau hal semacam ini sebagai suatu kelonggaran untuk mengambil semuanya (semua pendapat)?'"

Jawabnya: Tidak. Demi Allah, yang diambil adalah yang benar dan yang benar itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidaklah dapat dikatakan dua-duanya benar, yang benar itu hanyalah satu. (46)

Imam al-Muzani rahimahullaah, seorang murid Imam asy-Syafi'i rahimahullaah, berkata:

"Para Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berbeda pendapat, tetapi ternyata yang satu menyalahkan yang lain dan yang satu meneliti pendapat yang lain dan memberikan penilaiannya. Sekiranya pendapat semua Shahabat radhiyallaahu 'anhum itu benar, tentulah mereka tidak saling mengoreksi dan menilai mana yang salah dan mana yang benar. 'Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu 'anhu pernah marah kepada 'Ubay bin Ka'ab dan Ibnu Mas'ud radhiyallaahu 'anhuma karena perbedaan mereka mengenai orang shalat yang menggunakan satu kain saja. 'Ubay mengatakan: "Shalat dengan menggunakan satu kain saja sudah baik," tetapi Ibnu Mas'ud berkata: "Hal seperti itu kurang." 'Umar lalu keluar dengan marah seraya berkata: "Dua orang shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berselisih tentang hal yang dilihatnya dan dicontohnya dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Di sini yang benar adalah 'Ubay bin Ka'ab, tetapi Ibnu Mas'ud juga tidak ngawur. Aku tidak ingin lagi mendengar seseorang yang memperselisihkan hal ini sesudah hari dimana aku berdiri ini, melainkan aku akan ambil tindakan yang demikian dan demikian kepadanya." (47)

Imam al-Muzani berkata pula:

"Bila orang membenarkan adanya perbedaan pendapat dan beranggapan bahwa dua orang 'ulama yang melakukan ijtihad, yang satu menyatakan haram, sedangkan yang satunya mengatakan halal, lalu dikatakan kedua-duanya benar, apakah pendapat semacam ini didasarkan pada nash agama atau pada qiyas (analogi)? Jika orang yang mengatakan hal itu didasarkan pada nash, kepadanya dapat ditanya lebih lanjut bagaimana hal semacam itu dikatakan berdasar kepada nash, padahal al-Qur-an menentang adanya perselisihan pendapat. Kalau engkau menjawab dasarnya adalah qiyas, lebih lanjut dapat diajukan pertanyaan: Bagaimana dengan nash-nash yang menentang perselisihan, sedangkan engkau membolehkan adanya perselisihan pendapat berdasarkan qiyas? Sikap semacam ini jelas tidak dapat diterima oleh orang yang berakal, apalagi oleh seorang 'ulama." (48)

Bersambung...

===

(45) Imam Ibnu 'Abdil Bar, kitab Jami' Bayani al-'Ilmi 2/81-82.

(46) Imam Ibnu 'Abdil Bar, kitab Jami' Bayani al-'Ilmi 2/82, 88, 89.

(47) Imam Ibnu 'Abdil Bar, kitab Jami' Bayani al-'Ilmi 2/83-84.

(48) Imam Ibnu 'Abdil Bar, kitab Jami' Bayani al-'Ilmi 2/89.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shalaati an-Nabiyyi Shallallaahu 'alaihi wa Sallama min at-Takbiiri ilaa at-Tasliimi Ka-annaka Taraaha, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, Penerbit: Maktabah al-Ma'aarif, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan Kedua Edisi Revisi, Tahun 1996 M/ 1417 H, Judul terjemahan: Sifat Shalat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Penerjemah: Muhammad Thalib, Penerbit: Media Hidayah, Yogyakarta - Indonesia, Cetakan 13.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog