Skip to main content

Para 'ulama Ahlus Sunnah tidak melarang kaum muslimin untuk beribadah kepada Allah, akan tetapi para 'ulama Ahlus Sunnah melarang kaum muslimin dari perbuatan bid'ah dalam agama (3)

Para 'ulama Ahlus Sunnah tidak melarang kaum muslimin untuk beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, akan tetapi para 'ulama Ahlus Sunnah melarang kaum muslimin dari perbuatan bid'ah dalam agama (3)

Atsar ketiga:

Bahkan para 'ulama Salaf sampai mengingkari perbuatan seseorang yang menyelisihi apa yang telah dicontohkan dan ditetapkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam urusan do'a bersin. Kisahnya adalah saat 'Abdullah bin 'Umar radhiyallaahu 'anhuma -putera Khalifah 'Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu 'anhu- mendengar ada seorang laki-laki yang bersin dan orang itu kemudian berdo'a dengan mengucapkan do'a yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, akan tetapi dengan tambahan lafazh shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang sudah pasti mulia, namun mari kita lihat bagaimana sikap para Shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam:

Dari Nafi' (budaknya Ibnu 'Umar yang telah dimerdekakan olehnya), bahwasanya ada seorang laki-laki yang bersin di samping Ibnu 'Umar, dan orang itu berdo'a dengan mengucapkan: Alhamdulillaah was salaamu 'ala Rasuulillaah(Segala puji hanya bagi Allah dan salam kepada Rasulullah), mendengar ucapan orang itu (yang telah menambah-nambahi do'a dari dirinya sendiri dengan lafazh yang sangat bagus), maka Ibnu 'Umar berkata kepada orang itu: Apa yang kamu katakan tadi alhamdulillah was salamu 'ala Rasulillah? Bukan seperti itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kami (yakni para Shahabat), akan tetapi beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam hanya mengajarkan kepada kami, bila kami bersin untuk berdo'a: Alhamdulillaahi 'ala kulli haal (Segala puji hanya bagi Allah dalam segala keadaan). (153)

Bersambung...

===

(153) Hasan: Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi nomor 2738, Imam al-Hakim 4/265-266, Imam al-Mizzi di dalam kitabnya Tahdzibul Kamal 6/553, dan telah dihasankan oleh Imam al-Albani di dalam kitab Shahih at-Tirmidzi dan Tahqiq Misykatil Mashabih nomor 4744, dan lihat pula kitab Irwaa-ul Ghalil fi Takhriji Manaris Sabil 3/245.

===

Maraji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog