Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim
Catatan kesebelas:
Pada halaman 111, jin Muslim berkata:
Syaithan sendiri memang sangat tertarik pada posisi-posisi yang terletak antara dua hal yang bertentangan.
Saya berkata: Ini perlu dipertanyakan lagi, betulkah demikian? Dia (jin) mengambil salah satu hadits Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Apabila salah seorang di antara kamu berada di tengah matahari yang sedang bersinar, lalu bayangan yang meneduhi bergeser, sehingga sebagian badannya berada di tempat yang panas dan sebagian yang lainnya berada di tempat yang teduh, maka hendaklah dia berdiri (meninggalkan tempat tersebut)." (61)
Memang benar bahwa hadits tersebut shahih. Dan juga betul kita diperintahkan untuk pindah dari tempat tersebut, namun yang menjadi pertanyaan adalah pernyataannya, "Bahwa syaithan senang di posisi yang terletak pada dua hal yang bertentangan," pernyataan inilah yang memerlukan keterangan lebih lanjut.
Bersambung...
===
(61) Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud nomor 4821 -ini adalah lafazhnya- dan Imam al-Humaidi dalam kitab Musnadnya nomor 1138 dan hadits ini telah dishahihkan oleh Imam al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Abi Dawud 3/185 dan dalam kitab Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/491-493 nomor 837 dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu. Dan lafazh lengkapnya adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata: Abu Qasim (nama panggilan Rasulullah) Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu berada di tengah matahari (yang sedang bersinar) -dan Makhlad berkata:- di bayangan, lalu bayangan yang meneduhinya bergeser, sehingga sebagian badannya berada di tempat yang panas dan sebagian yang lainnya berada di tempat yang teduh, maka hendaklah dia berdiri (meninggalkan tempat tersebut)."
Imam Ahmad 3/413 juga telah meriwayatkan hadits yang lainnya, sekaligus telah dishahihkan juga oleh Imam al-Albani dalam kitab Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah nomor 838 dengan lafazh:
Dari seorang laki-laki shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: Sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah melarang untuk duduk di antara terik matahari dan bayangan. Dan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "(Karena itu adalah) tempat duduknya syaithan."
Dalam hadits Buraidah radhiyallaahu 'anhu, dengan lafazh sebagai berikut:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang dari dua jenis majelis (tempat duduk) dan dua macam pakaian, adapun dua macam majelis adalah duduk di antara keteduhan dan cahaya matahari...
Hadits Buraidah ini telah diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak 5/387 nomor 7786 dan ia berkata, "Sanadnya shahih," dan telah disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dan juga telah diriwayatkan pula oleh Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunannya nomor 3722 dan telah dishahihkan oleh Imam al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Ibni Majah nomor 3014. Wallahu a'lam.
===
Maraji'/ Sumber:
Buku: Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah, bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim, Penulis: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penyusun: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Penerbit: Darul Qolam, Jakarta - Indonesia, Cetakan kedua, Tahun 1425 H/ 2004 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT