Skip to main content

Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan maulid Nabi: Para 'ulama Ahlus Sunnah tidak melarang kaum muslimin untuk beribadah kepada Allah, akan tetapi para 'ulama Ahlus Sunnah melarang kaum muslimin dari perbuatan bid'ah dalam agama (7)

Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?

Para 'ulama Ahlus Sunnah tidak melarang kaum muslimin untuk beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, akan tetapi para 'ulama Ahlus Sunnah melarang kaum muslimin dari perbuatan bid'ah dalam agama (7)

Perkataan Imam Suyuthi rahimahullaah:

Imam Suyuthi membawakan hadits Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu berikut ini di dalam kitabnya yang berjudul al-Amru bil Ittiba' wan Nahyu 'anil Ibtida' halaman 16:

Janganlah seorang di antara kamu ada yang mendahului puasa Ramadhan dengan cara berpuasa satu atau dua hari (sebelum datangnya bulan Ramadhan, lantaran khawatir kalau-kalau bulan Ramadhan telah masuk). Kecuali bila orang itu memang telah biasa berpuasa pada hari-hari tersebut, maka dia boleh untuk mempuasakannya. (157)

Kemudian beliau berkata:

Setelah seorang Muslim mendengar hadits-hadits (yang seperti ini; yakni yang berisi larangan dari 'ibadah) apakah mungkin diperbolehkan baginya untuk mengatakan bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah melarang manusia dari pelaksanaan shalat dan shaum, semata-mata lantaran perbuatan shalat dan shaumnya itu sendiri?! Barangsiapa yang mengatakan hal itu, maka dia adalah orang bodoh yang telah mengadakan penyimpangan terhadap dalil-dalil al-Qur-an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Dan perkataan itu menunjukkan bahwa dia telah keluar dari agama Islam ini, sekaligus sebagai seorang yang telah diharamkan oleh Allah untuk memiliki pemahaman yang baik terhadap dalil-dalil al-Qur-an dan Sunnah. Walaupun sebenarnya telah jelas baginya permasalahan ini, bagaimana halnya dengan permasalahan-permasalahan yang lebih rumit lagi?! Maka siapa saja yang membantah orang-orang yang melarang manusia dari perbuatan bid'ah, maka secara tidak langsung berarti dia juga telah membantah terhadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam hal ini. Karena sesungguhnya beliaulah yang pertama kali melarang manusia dari hal itu, dan beliau pula yang telah memerintahkan kita untuk mengingkari setiap perbuatan mungkar yang ada, dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala lah yang akan membuat perhitungan terhadap setiap orang yang mengada-ada dan membuat fitnah.

Bersambung...

===

(157) Muttafaq 'alaihi: Imam al-Bukhari nomor 1815 dan Imam Muslim nomor 1082.

===

Maraji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog