Edisi Pertama
5. Salah Paham dan Jawabannya (2/3)
Jika ada orang yang berpendapat bahwa kutipan engkau dari Imam Malik yang menyatakan kebenaran itu hanya satu, tidak bermacam-macam, hal itu berlawanan dengan apa yang tersebut dalam buku al-Madkhal al-Fiqhi karya ustadz Zarqa 1/89:
"Abu Ja'far al-Manshur, kemudian Khalifah Harun al-Rasyid sebagai pelanjutnya, keduanya ingin sekali menjadikan madzhab Imam Malik dari kitab al-Muwaththa'-nya sebagai kitab undang-undang pengadilan di wilayah Khalifah Abbasiyah, tetapi Imam Malik menolak kemauan kedua Khalifah tersebut dan beliau mengatakan:
'Para Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mempunyai pendapat yang berbeda-beda pada masalah furu' dan mereka telah terpencar-pencar di berbagai negeri dan semuanya benar.'
Lalu bagaimana pendapat engkau?"
Aku jawab: Kisah dari Imam Malik ini memang sangat terkenal. Akan tetapi, ucapan beliau pada bagian terakhir, yaitu "semuanya benar," adalah suatu ucapan yang tidak aku ketahui asal-usul sumbernya sejauh sumber-sumber yang dapat aku ketahui. (49) Hanya ada satu riwayat sebagaimana tersebut dalam riwayat Imam Abu Nu'aim dalam kitab al-Hilyah juz 6 halaman 332. Dalam sanad riwayat ini terdapat seorang yang bernama Miqdam bin Dawud. Rawi ini termasuk salah seorang rawi yang disebutkan Imam adz-Dzahabi dalam kitab adh-Dhu'afa (kumpulan rawi dh'aif). Selain itu, kalimat tersebut sebenarnya berbunyi: "Semua pendapat itu menurut masing-masing adalah benar." Di sini Imam Malik mengatakan: "Menurut masing-masing," yang berarti bahwa apa yang disebut dalam kitab Madkhal itu kurang, karena bagaimana mungkin ucapan itu muncul dari beliau, padahal ucapan tersebut bertentangan dengan riwayat-riwayat orang-orang yang terpercaya, dari Imam Malik, bahwa beliau mengatakan yang benar itu hanya satu, tidak bermacam-macam, seperti telah dijelaskan di atas. Demikianlah pendapat yang diikuti semua tokoh Shahabat radhiyallaahu 'anhum, tabi'in, imam mazhab yang empat yang ahli ijtihad rahimahumullaah, dan lain-lain.
Imam Ibnu 'Abdil Barr rahimahullaah dalam kitabnya juz 2 halaman 88 berkata:
"Kalau kebenaran itu ada pada dua pihak yang berbeda, tentulah kalangan Salaf yang satu tidak menyalahkan yang lain dalam urusan ijtihad, putusan peradilan, dan fatwa mereka. Akal tidak mau menerima adanya dua hal yang bertentangan dianggap keduanya benar. Sungguh sangat indah apa yang dikatakan orang di bawah ini:
'Mengakui dua hal yang saling berlawanan dalam satu masalah adalah sesuatu yang tak masuk akal yang paling tercela'."
Bersambung...
===
(49) Baca kitab Intiqa' Ibnu 'Abdil Barr halaman 41 dan kitab Kasyful Mughaththa, oleh al-Hafizh Ibnu 'Asakir halaman 6-7 dan kitab Tadzkiratul Huffadz 1/195 oleh Imam adz-Dzahabi.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shalaati an-Nabiyyi Shallallaahu 'alaihi wa Sallama min at-Takbiiri ilaa at-Tasliimi Ka-annaka Taraaha, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, Penerbit: Maktabah al-Ma'aarif, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan Kedua Edisi Revisi, Tahun 1996 M/ 1417 H, Judul terjemahan: Sifat Shalat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Penerjemah: Muhammad Thalib, Penerbit: Media Hidayah, Yogyakarta - Indonesia, Cetakan 13.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT