Skip to main content

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Surat al-Faatihah (7/4)

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Faatihah (7/4)

Demikian juga penyandaran kesesatan kepada pelakunya, meskipun kesesatannya itu telah Allah takdirkan, sebagaimana Dia berfirman: "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka Dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (QS. Al-Kahfi: 17)

Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman:

"Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tidak ada orang yang dapat memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan." (QS. Al-A'raaf: 186)

Serta ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa hanya Allahlah yang memberikan hidayah maupun kesesatan. Tidak seperti ucapan kelompok Qadariyyah dan orang-orang yang mengikuti mereka bahwasanya diri hamba sendirilah yang memilih dan melakukan hal itu (hidayah dan kesesatan). Mereka berhujjah atas bid'ah mereka itu dengan ayat-ayat al-Qur-an yang mutasyaabih (maknanya belum jelas), dan meninggalkan makna yang jelas bertentangan dengan faham mereka. Demikianlah keadaan orang-orang yang sesat dan menyimpang itu. Telah disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Apabila kalian menyaksikan orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyaabihaat, maka mereka itulah yang dimaksud oleh Allah, maka jauhilah mereka." (69)

Yakni yang maksud dalam firman Allah Ta'ala:

"Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya." (QS. Ali 'Imran: 7)

Dan al-hamdulillaah, tidak ada satu pun hujjah yang shahih dalam al-Qur-an bagi para ahli bid'ah, karena al-Qur-an diturunkan untuk menjelaskan antara yang haq dan yang bathil dan membedakan antara petunjuk dan kesesatan. Di dalamnya tidak ada pertentangan dan perbedaan, karena al-Qur-an diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji.

Mengucapkan "Aamiin" Setelah Membaca al-Faatihah

(Pasal) Disunnahkan bagi seseorang untuk mengucapkan 'aamiin' setelah membaca surat al-Faatihah seperti halnya "Yaasiin". Boleh juga mengucapkan 'aamiin' dengan alif dibaca pendek, yang artinya: "Ya Allah, kabulkanlah." Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi dari Wa-il bin Hujr ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam membaca "Ghairil magh-dhuubi 'alaihim wa ladh-dhaalliin", lalu beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam mengucapkan 'aamiin', dengan memanjangkan suaranya." (70)

Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: "Dan beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam mengangkat (mengeraskan) suaranya." At-Tirmidzi mengatakan: "Hadits ini hasan." Hadits ini juga diriwayatkan dari 'Ali, Ibnu Mas'ud dan lain-lain ra-dhiyallaahu 'anhum. (71)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata: "Apabila Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam membaca "Ghairil magh-dhuubi 'alaihim wa ladh-dhaalliin", maka beliau mengucapkan 'aamiin'. Sehingga terdengar oleh orang-orang yang berada di belakang beliau pada shaff pertama." (72)

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah. Ibnu Majah menambahkan pada hadits tersebut dengan kalimat: "Sehingga masjid bergetar karenanya." (73) Hadits ini juga diriwayatkan oleh ad-Daraquthni. Ia mengatakan: "Sanad hadits ini hasan." (74)

Bersambung...

===

(69) Fat-hul Baari 8/57. Al-Bukhari no. 4547, Muslim no. 2665.

(70) Ahmad 4/315, Abu Dawud 1/574, Tuhfatul Ahwadzi 2/65. Shahih: Abu Dawud no. 932, at-Tirmidzi no. 248. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam kitabnya Shahiih Sunan Abi Dawud no. 824.

(71) Tuhfatul Ahwadzi 2/67. Shahih: Abu Dawud no. 932, at-Tirmidzi no. 248, hadits semisal diriwayatkan oleh an-Nasa-i no. 789, Ibnu Majah no. 855.

(72) Abu Dawud 1/575. Dha'if: Abu Dawud no. 934. Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam Dha'iif Abi Dawud no. 197.

(73) Abu Dawud 1/575 dan Ibnu Majah 1/279. Ibnu Majah no. 853. Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam Dha'iif Ibni Majah no. 182.

(74) Ad-Daraquthni 1/335.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com

===

As-Salamu 'alaikum pembaca setia baitulkahfitangerang.blogspot.com, siapa tau anda - atau ada temen yang tertarik dengan properti Bali di bawah ini:

Tanah bagus di jalan utama, sangat dekat dengan Central Parker dan Bali Bakery. Luas 1475m2, lebar depan 12.6m.

Untuk melihat denah dan informasi, www.balikey.com/p/1406/aa5420

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog