Skip to main content

Sebab-sebab Masuk Neraka (Lanjutan) (3) | Kajian Ramadhan

Majaalisu Syahru Ramadhaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.

Kajian Kedua Puluh Tujuh.

Kajian Ramadhan.

Sebab-sebab Masuk Neraka (Lanjutan) (3).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa ada seorang lelaki berkata:

"Ya Rasulullah, sesungguhnya aku punya kerabat. Aku menjalin hubungan dengan mereka, namun mereka ternyata memutus hubungan denganku. Aku juga berbuat baik kepada mereka, namun ternyata mereka bertindak jahat terhadapku. Aku bertindak lemah lembut terhadap mereka, namun ternyata mereka bertindak jahil terhadapku." Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "Jika keadaan dirimu adalah seperti yang engkau katakan, maka seakan engkau memasukkan abu panas ke dalam mulut mereka. Engkau masih saja diberi bantuan oleh Allah dalam menghadapi mereka selama demikian." (HR. Muslim)

Jika ia telah menyambung silaturahim dengan kerabatnya ketika mereka memutusnya, maka ia akan mendapatkan akibat yang baik. Sedangkan mereka barangkali akan kembali mau menjalin hubungan silaturahim dengannya sebagaimana ia menjalin hubungan dengan mereka, jika Allah menghendaki kebaikan pada mereka.

Ketiga, Memakan Riba

Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat." (QS. Ali 'Imran (3): 130-132)

Allah telah mengancam orang yang kembali memakan riba setelah ia mendapatkan nasihat dari-Nya bahwa ia akan dimasukkan ke dalam Neraka dan akan kekal di dalamnya. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah (2): 275)

Keempat, Memakan Harta Anak Yatim dan Mempermainkannya

Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (Neraka)." (QS. An-Nisa' (4): 10)

Yang dinamakan anak yatim adalah orang yang ditinggal mati oleh ayahnya ketika ia belum baligh.

Baca selanjutnya: Sebab-sebab Masuk Neraka (Lanjutan) (4)

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT