Surat al-Faatihah (6/2)
Makna ash-Shiraa-thal Mustaqiim (Jalan yang Lurus)
Sedangkan mengenai ash-shiraa-thal mustaqiim (jalan yang lurus), Imam Abu Ja'far bin Jarir mengatakan: "Seluruh ahli tafsir sepakat bahwa maksud ash-shiraa-thal mustaqiim adalah jalan yang terang dan lurus, tidak ada kebengkokan padanya. Demikian yang dikenal dalam bahasa seluruh bangsa Arab. Di antaranya adalah perkataan Jarir bin 'Athiyyah al-Khathfi:
'Amirul Mukminin di atas jalan yang lurus
Manakala persimpangan-persimpangan mulai bengkok.'" (66)
Ibnu Jarir menyambung penuturannya:
"Pendukung-pendukung bagi makna ini sangat banyak sehingga tidak bisa disebutkan satu persatu. Kemudian, orang Arab menggunakan kata shirath untuk makna-makna lain, di antaranya adalah setiap ucapan, perbuatan atau sifat yang lurus atau bengkok. Disifatkan mustaqim karena kelurusannya dan disebut mu'awwij karena kebengkokannya. Yang dimaksud di sini adalah Islam."
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari an-Nawwas bin Sam'an ra-dhiyallaahu 'anhu, dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
"Allah telah membuat sebuah perumpamaan shiraa-thal mustaqiim (jalan yang lurus), di dua sisi shirath (jalan) terdapat dua pagar. Di pagar tersebut terdapat pintu-pintu yang terbuka. Dan di pintu-pintu itu terdapat tirai-tirai yang terurai. Di depan shirath terdapat seseorang yang berseru: 'Wahai manusia, masuklah kalian semua ke dalam shirath ini dan janganlah berbelok.' Dan di atas shirath terdapat penyeru yang akan berseru, apabila ada seorang manusia yang ingin membuka pintu-pintu tersebut, penyeru di atas shirath berkata: 'Celaka (hati-hatilah) kamu, janganlah engkau membukanya. Jika engkau membukanya, niscaya engkau akan terperosok masuk ke dalamnya.' Shirath itu adalah Islam. Pagar-pagar itu adalah batasan-batasan Allah. Pintu-pintu yang terbuka itu adalah perkara-perkara yang diharamkan Allah. Penyeru di depan pintu shirath adalah Kitabullah. Dan penyeru di atas shirath adalah pemberi peringatan dari Allah yang ada di dalam hati setiap Muslim." (67)
Bersambung...
===
(66) Ath-Thabari 1/170.
(67) Ahmad 4/182. Shahiih: Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam Shahiih at-Targhiib no. 2348.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
===
Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com
===
As-Salamu 'alaikum pembaca setia baitulkahfitangerang.blogspot.com, siapa tau anda - atau ada temen yang tertarik dengan properti Bali dibawah ini:
kesempatan yang langka untuk memiliki tanah "ngantong" di pantai Tanjung Benoa (beach front). Luas tanah 1,5 hektar, lebar depan 25m dan lebara belakang 100m menghadap pasir putih, tanah keren ini cocok untuk bangun hotel bintang 4-5.
Lihat denah dan informasi klik http://tinyurl.com/ovtvhhc
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT