Skip to main content

Kajian Ramadhan: Penutup Bulan (3)

Kajian Ketiga Puluh

Kajian Ramadhan

Penutup Bulan (3)

Bagi kaum laki-laki disunnahkan mempertampan diri dan mengenakan baju terbaiknya. Dalam Shahih ak-Bukhari disebutkan riwayat dari 'Abdullah bin 'Umar ra-dhiyallaahu 'anhuma bahwa ia berkata: 'Umar ra-dhiyallaahu 'anhu pernah membeli jubah yang terbuat dari sutera yang dijual di pasar, lalu ia membawanya ke hadapan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Ya Rasulullah, belilah jubah ini sehingga engkau bisa berdandan dengannya untuk keperluan hari raya dan kunjungan." Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pun bersabda:

"Sesungguhnya ini adalah pakaian bagi orang yang tidak punya jatah akhirat."

Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda demikian itu karena baju jubah tersebut terbuat dari sutera. Kalau saja tidak sutera, maka beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam tentu menyukainya. Sebab, orang laki-laki itu tidak dibolehkan mengenakan pakaian yang terbuat dari sutera atau emas. Keduanya sama-sama diharamkan bagi kaum pria dari ummat Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Sedangkan bagi kaum wanita diperkenankan keluar ke tempat shalat Id dengan berdandan rapi, akan tetapi tetap tidak boleh mengenakan wangi-wangian, tidak boleh bertabarruj, dan tidak boleh membuka kerudung. Sebab, kaum wanita diperintahkan untuk mengenakan penutup dan dilarang bertabarruj dengan mengenakan perhiasan dan dilarang mengenakan wangi-wangian ketika keluar rumah.

Amalan selanjutnya adalah mengerjakan shalat dengan penuh kekhusyuan dan kehadiran hati, memperbanyak dzikir dan memanjatkan do'a kepada-Nya, mengharapkan rahmat-Nya, takut kepada adzab-Nya, mengingatkan dan menyadarkan diri dengan berkumpulnya ummat manusia di dalam shalat di masjid atau di lapangan bahwa mereka kelak juga akan dikumpulkan di hadapan Allah pada hari Kiamat, serta melihat adanya saling melebihi di antara sesama mereka, lalu dengan itu ia akan ingat adanya perbedaan keutamaan yang sangat besar di akhirat nanti. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya." (QS. Al-Isra' (17): 21)

Hendaklah masing-masing berbahagia dengan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepadanya karena masih mendapatkan bulan Ramadhan dan mengerjakan amalan yang bisa ia kerjakan di dalamnya, baik berupa shalat, puasa, membaca ayat suci al-Qur-an, sedekah serta berbagai jenis ketaatan lainnya yang lebih baik daripada dunia dan seisinya. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "katakanlah: 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus (10): 58)

Puasa Ramadhan dan mengerjakan shalat malam di dalamnya yang didasari dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah merupakan bagian dari hal-hal yang mendatangkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang dilakukannya dan keterlepasan dari dosa. Setiap orang beriman tentu akan berbahagia jika ia mampu merampungkan puasa dan shalat malamnya, karena dengan begitu ia terselamatkan dari dosa. Sebaliknya, orang yang lemah imannya juga merasa senang dengan berakhirnya bulan Ramadhan, karena dengan berakhirnya bulan ini ia bisa terlepas dari beban melaksanakan puasa yang memang terasa berat baginya dan sesak dada karenanya. Perbedaan antara kedua rasa senang ini sangat jauh.

Saudara sekalian, sekalipun bulan Ramadhan telah berakhir, namun amalan seorang mukmin tidak akan berakhir sebelum mati. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman:

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. Al-Hijr (15): 99)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali 'Imran (3): 102)

Bersambung...

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com

===

As-Salamu 'alaikum pembaca setia baitulkahfitangerang.blogspot.com, siapa tau anda - atau ada temen yang tertarik dengan properti Bali di bawah ini:

Tanah keren terletak dijalan utama menuju Pantai Nyanyi - salah satu destinasi turis di Bali. Dengan luas tanah 7820m2, tanah ini sangat cocok untuk membangun komplex villa atau perumahan.

Pemilik sangat serius untuk menjual, dan telah memberikan tawaran harga sedikit dibawah pasaran (masih bisa nego).

Untuk melihat denah dan informasi, klik www.balikey.com/p/1509/aa5420

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog