Skip to main content

Meningkatkan Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir dan Mencari Lailatul Qadr (3) | Kajian Ramadhan

Majaalisu Syahru Ramadhaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.

Kajian Keduapuluh Dua.

Kajian Ramadhan.

Meningkatkan Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir dan Mencari Lailatul Qadr (3).

Keutamaan Lailatul Qadr lainnya adalah seperti yang diriwayatkan dalam Shahiihain yang berasal dari hadits Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Siapa yang bangun (beribadah) pada malam Lailatul Qadr atas dasar keimanan dan perhitungan (mengharap pahala), maka dosanya yang telah lalu diampuni (oleh Allah)."

Yang dimaksud dengan kalimat: "atas dasar keimanan dan perhitungan" adalah keimanan kepada Allah dan kepada apa saja yang dijanjikan Allah berupa pahala bagi orang-orang yang beribadah di dalamnya serta perhitungan mendapatkan pahala dan meminta balasan dari Allah Sub-haanahu wa Ta'aala. Ini dapat diraih oleh orang yang mengetahuinya maupun orang yang tidak mengetahuinya. Sebab, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak mensyaratkan peraihan pahala ini hanya bagi orang yang mengetahuinya.

Lailatul Qadr itu terjadi pada bulan Ramadhan. Sebab, Allah Sub-haanahu wa Ta'aala menurunkan al-Qur-an di dalamnya. Allah telah memberitahukan bahwa turunnya al-Qur-an itu terjadi pada bulan Ramadhan. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur-an) pada malam kemuliaan." (QS. Al-Qadr (97): 1)

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an." (QS. Al-Baqarah (2): 185)

Dengan demikian, menjadi jelas bahwa Lailatul Qadr itu terjadi pada bulan Ramadhan. Ia terjadi pada seluruh ummat dan ummat Islam ini, dan terus berlanjut hingga hari Kiamat. Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan an-Nasa-i dari Abu Dzar ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa ia berkata:

"Ya Rasulullah, beritahukan kepada kami mengenai Lailatul Qadr, apakah ia terjadi bulan Ramadhan atau di bulan yang lainnya?" Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ia hanya ada di bulan Ramadhan." Ia berkata: "Apakah ia ada pada setiap Nabi dimana dan kapanpun ia berada? Apakah ketika mereka diwafatkan oleh Allah Lailatul Qadr itu diangkat atau masih tetap ada hingga hari Kiamat?" Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ia (Lailatul Qadr) akan terus ada hingga hari Kiamat." (48)

Akan tetapi keutamaan dan pahalanya lebih khusus bagi ummat Islam, sebagaimana pula ummat ini mempunyai kekhususan dengan meraih keutamaan hari Jum'at serta berbagai keutamaan lainnya. Wallaahu a'lam. Hanya bagi Allah segala pujian.

Lailatul Qadr itu terjadi pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Carilah Lailatul Qadr itu pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan." (Mutafaq 'alaih)

Lebih dekat lagi adalah pada tanggal-tanggal ganjil daripada tanggal-tanggal genap. Ini berdasarkan sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam:

"Carilah Lailatul Qadr pada tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)

Baca selanjutnya: Meningkatkan Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir dan Mencari Lailatul Qadr (4)

===

(48) Diriwayatkan juga oleh al-Hakim, ia mengatakan bahwa hadits ini shahih berdasarkan syarat Muslim, sekalipun al-Bukhari dan Muslim tidak menampilkan hadits ini dalam kitab mereka. Disebutkan dari adz-Dzahabi bahwa ia menyetujuinya. Wallaahu a'lam.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT