Skip to main content

Shahih Fiqih Sunnah: Bersiwak

Shahih Fiqih Sunnah

Jilid 1

Kitab Thaharah

Sunan al-Fithrah

Bersiwak

Makna siwak dan disyari'atkannya

Siwak diambil dari kata saka, yang artinya menggosok. Menurut istilah, bersiwak ialah menggunakan kayu siwak ('ud) atau sejenisnya pada gigi untuk menghilangkan warna kuning atau yang lainnya. (173)

Bersiwak dianjurkan di semua waktu, berdasarkan hadits 'Aisyah (ra-dhiyallaahu 'anhuma), Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Siwak dapat membersihkan bau mulut dan mendatangkan keridhaan Allah." (174)

Bersiwak lebih dianjurkan pada waktu-waktu berikut ini:

1. Saat hendak berwudhu'. Berdasarkan hadits Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Seandainya aku tidak khawatir memberatkan ummatku, niscaya telah aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali berwudhu'." (175)

2. Ketika hendak shalat. Dasarnya adalah hadits Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Seandainya aku tidak khawatir memberatkan ummatku, niscay telah aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak shalat." (176)

3. Ketika membaca al-Qur-an. Berdasarkan hadits 'Ali ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata, "Kami diperintah Nabi (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) untuk bersiwak. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Sesungguhnya jika seorang hamba bangun pada malam hari untuk shalat, maka datang kepadanya seorang Malaikat. Ia akan berdiri di belakangnya untuk mendengarkan al-Qur-an dan mendekat kepadanya. Ia terus mendengarkan dan mendekat hingga meletakkan mulutnya pada mulut orang itu. Dan tidaklah ia membaca satu ayat melainkan masuk ke dalam rongga Malaikat.'" (177)

4. Ketika masuk ke dalam rumah. Berdasarkan hadits al-Miqdam bin Syuraih, dari ayahnya, ia berkata: Aku pernah bertanya pada 'Aisyah (ra-dhiyallaahu 'anhuma), "Apakah yang mula-mula dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau memasuki rumahnya?" 'Aisyah menjawab, "Bersiwak."

5. Ketikaa hendak mengerjakan shalat malam. Dasarnya adalah hadits Hudzaifah (ra-dhiyallaahu 'anhu), ia berkata, "Jika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bangun pada malam hari untuk tahajjud, beliau membersihkan mulutnya dengan siwak." (178) Maksudnya, menggosok gigi dengan siwak.

Dalam bersiwak dianjurkan untuk menggunakan kayu Arak (kayu siwak). Jika tidak ada, maka dianjurkan untuk menggunakan yang lain yang dapat membersihkan mulut dana membersihkan gigi, seperti menggunakan sikat gigi beserta pasta gigi, wallaahu a'lam.

===

(173) Nail al-Authar 1/102.

(174) Shahih, diriwayatkan oleh an-Nasa-i 1/50, Ahmad 6/47, 62, dan selain keduanya.

(175) Diriwayatkan oleh Ahmad, dan tercantum pada Shahih al-Jami' 5316.

(176) Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari 6813 dan Muslim 252.

(177) Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani, dikeluarkan oleh al-Baihaqi 1/38. Lihat ash-Shahihah 1213.

(178) Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari 246, dan Muslim 255.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Shahih Fiqh as-Sunnah, wa adillatuhu wa taudhih madzahib al-a'immah, Penulis: Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Ta'liq: Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahumullaah, Penerbit: Maktabah at-Taufiqiyah, Kairo - Mesir, tanpa keterangan cetakan, Tahun 1424 H/ 2003 M, Judul terjemah: Shahih Fiqih Sunnah Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka at-Tazkia, Jakarta - Indonesia, Cetakan Keempat, Syawwal 1430 H/ September 2009 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT