Bagaimana Anda Mendapatkan Harta?
4. Memperbanyak Istighfar (2)
Manusia biasa, jelas lebih butuh istighfar lebih banyak dari yang dilakukan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Allah berfirman,
"Orang-orang yang apabila melakukan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri, mereka ingat Allah dan memohon ampun pada-Nya akan dosa-dosa mereka. Tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Allah. Mereka tidak terus menerus dalam perbuatannya dan mereka mengetahui." (QS. Ali 'Imran: 135)
Allah berfirman,
"Barangsiapa melakukan kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampun pada Allah, maka akan dia temukan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (QS. An-Nisa': 110)
Oleh karena itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Tak seorang pun melakukan dosa, kemudian melakukan bersuci dengan baik dan shalat dua raka'at, kemudian memohon ampun pada Allah, kecuali Allah mengampuninya." Lalu beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) membaca ayat: "Orang-orang yang apabila melakukan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri, mereka ingat Allah... sampai akhir ayat." (1)
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, menceritakan tentang Tuhannya,
"Seorang hamba melakukan dosa kemudian berkata, 'Ya Allah, ampunilah dosaku.' Allah berfirman, 'Hamba-Ku melakukan dosa dan dia tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan meleburnya.' Kemudian sang hamba kembali berdosa dan berkata, 'Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku.' Allah berfirman, 'Hamba-Ku melakukan dosa dan dia tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan meleburnya.' Kemudian sang hamba kembali berdosa dan berkata, 'Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku.' Allah berfirman, 'Hamba-Ku melakukan dosa dan dia tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan meleburnya. Lakukanlah sekehendakmu, Aku telah mengampuni kamu.'" (2) Maksudnya selama ini kamu berdosa dan bertaubat, maka kamu diampuni.
Al-Qurthubi berkata, "Ulama berkata, 'Istighfar yang dituntut adalah istighfar yang menghentikan keterus-terusan dan maknanya menancap di hati, tidak hanya diucapkan oleh lisan. Adapun orang yang mengucapkan istighfar tapi hatinya terus maksiat, maka istighfarnya memerlukan istighfar lagi. Yang kecil menyusul yang besar. Diriwayatkan dari Hasan al-Bashri, dia berkata: 'Istighfar kita memerlukan istighfar lagi.'" (3)
Jadi, ayat-ayat dan hadits-hadits yang disebut di atas adalah dalil besarnya manfaat istighfar yang mendatangkan ampunan dari Allah. Sesungguhnya kontinyu dalam istighfar akan mendatangkan rezeki dan mendatangkan harta. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan kita sayyid al-istighfar. Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) bersabda,
Sayyidu al-Istighfar adalah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَي عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَاصَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
'Wahai Allah, Engkau-lah Tuhanku. Tidak adalah Tuhan (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku hamba-Mu. Aku di atas pesan-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang aku lakukan. Aku kembali pada-Mu dengan nikmat-Mu. Ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.'"
Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) kemudian bersabda,
"Barangsiapa mengucapkan itu dengan mantap di siang hari, kemudian mati sebelum sore, maka dia termasuk ahli Surga. Barangsiapa mengucapkan dengan mantap di malam hari kemudian mati sebelum shubuh, maka dia termasuk ahli Surga." (4)
===
(1) Shahih Sunan Abi Dawud 1346.
(2) HR. Muslim, kitab at-Taubah, bab Qabul at-Taubah min adz-Dzunub wa in Takarrarat.
(3) Al-Jami' li Ahkami al-Qur-an li al-Qurthubi 3/135.
(4) HR. Al-Bukhari, kitab ad-Da'wat, bab Afdhal al-Istighfar.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Anta wal maala, Penulis: Syaikh Adnan ath-Tharsyah, Penerbit: Maktabah Wahbah - Kairo, Judul terjemah: Anda dan harta, Penerjemah: Taufik Damas Lc, Editor: H. Abdurrahman Kasdi Lc, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Juli 2004 M.
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT