Kesurupan
Diduga Kesurupan
Bila seseorang bergerak atau berkata-kata di luar kebiasaan, sering muncul anggapan bahwa orang tersebut kesurupan, kemasukan makhluk halus atau kemasukan jin. Padahal tiada seorang pun dari mereka yang mengetahui kehidupan makhluk halus atau kehidupan jin. Dalam banyak kasus, bila orang yang sakit itu mengungkap hal-hal di masa lalu, semakin yakinlah orang tentang adanya jin masuk ke dalam diri penderita.
Benarkah prasangka ini? Boleh jadi jin masuk justru setelah dugaan tentang kemasukan itu sendiri muncul dan tersebar. Telah kita yakini bersama bahwa setan senantiasa menggunakan berbagai cara dan kesempatan untuk mengganggu manusia. Artinya setan tidak menyia-nyiakan kesempatan mengembangkan keyakinan yang keliru di tengah-tengah masyarakat dan menggunakannya untuk menyesatkan mereka. Terutama bila pernyataan kesurupan itu muncul dari seorang tokoh agama, setan seolah mendapat pintu yang terbuka lebar untuk melaksanakan niatnya. Tidak aneh bila akhirnya dia pun masuk ke dalam diri orang yang sedang bermasalah ini. Sementara pada saat yang sama, setan pun memasukkan ke dalam hati orang-orang di sekitarnya keyakinan tambahan tentang keadaan yang tengah dialami pasien.
Akhirnya orang-orang di sekitar sibuk menghadapi pasien. Alunan al-Qur-an dan do'a-do'a ruqyah terus dibacakan. Al-Qur-an tetap suci, do'a-do'a ruqyah tetap Islami sekalipun sebagian pembacanya sedang menjadi permainan jin. Benarkah bacaan tersebut dapat mengusir setan? Sekalipun lisan seorang umam atau masyarakat di sekitarnya membaca ayat-ayat suci namun setan melihat di dalam hati sebagian pembaca terdapat keyakinan yang dapat dia gunakan untuk permainannya. Dengan demikian dia tidak menganggap bacaan tersebut sebagai suatu yang berat. Karena itu setan dapat melanjutkan programnya dengan menggunakan berbagai cara dan akting yang telah banyak membuat manusia tertipu.
Padahal pasien yang dikerumuni massa karena diduga kemasukan jin boleh jadi sedang terkena epilepsi. Sebab penyakit ini banyak macamnya. Salah satu gejala epilepsi adalah berbuat atau berkata aneh. Sumarmo Markam dalam bukunya "Penurunan Neurologi" halaman 115 menerangkan beberapa jenis gejala epilepsi.
1. Sawan Lena (khas)
a. Penurunan kesadaran saja.
b. Disertai gerakan klonis ringan biasanya kelopak mata atas, sudut mulut atau otot-otot lainnya.
c. Dengan komponen atonik, otot-otot leher, lengan, tangan, tubuh mendadak melemas sehingga tampak mengulai, jarang penderita jatuh karena serangan ini.
d. Disertai komponen tonik, otot-otot ekstemitas, leher atau punggung mendadak mengejang, kepala, badan menjadi melengkung ke belakang, lengan dapat mengetul atau mengedang.
e. Disertai automatisme, gerakan-gerakan atau perilaku yang terjadi dengan sendirinya.
f. Dengan komponen fungsi saraf autonom.
g. b hingga f dapat timbul dalam kombinasi.
2. Sawan Lena (tak khas)
Ada dua jenis:
a. Perubahan dalam tonus otot lebih jelas.
b. Permulaan dan berakhirnya bangkitan tidak mendadak.
3. Sawan Mioklonik
Pada sawan mioklonik terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat kuat atau lemah. Sebagian atau semua otot, sekali atau berulang-ulang. Sering terjadi waktu akan tidur atau waktu bangun tidur, atau waktu akan melakukan suatu gerakan. Bangkitan ini dapat dijumpai pada semua umur.
Memperhatikan tanda-tanda penderita di atas sangat mungkin bahwa yang diduga kesurupan atau kemasukan jin itu adalah orang yang menderita penyakit sawan. Namun ketika masyarakat memandangnya sebagai yang kemasukan jin, setan pun menggunakan kesempatan ini untuk mengganggu manusia. Penyakit yang diderita pasien menjadi semakin parah hingga setan mampu berbisik dengan bermacam-macam bisikan.
===
Maraji'/ sumber:
Buku: Kiai Meruqyah Jin Berakting, Penulis: K.H. Saiful Islam Mubarak Lc. M.Ag, Editor: Eko Wardhana, Penerbit: PT. Syaamil Cipta Media, Bandung - Indonesia, Cetakan Februari 2004 M.
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT