Kesalahan-kesalahan seputar dua hari raya
8. Mengkhususkan malam 'id untuk sholat malam
Sesungguhnya sholat malam itu dianjurkan pada seluruh malam dalam setahun (12), terutama pada bulan Romadhon, berdasarkan riwayat yang terdapat dalam kitab ash-Shohiihain (Shohiih al-Bukhori dan Shohiih Muslim), bahwa Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang sholat malam di bulan Romadhon, karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampunilah dosanya yang telah lalu." (13)
Sholat malam tersebut lebih dianjurkan lagi dalam sepuluh hari terakhir pada bulan Romadhon, karena mengharapkan (bertepatan dengan saat) Lailatul Qodar, berdasarkan riwayat dalam ash-Shohiihain, bahwa Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang sholat malam di malam Lailatul Qodar, karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampunilah dosanya yang telah lalu." (14)
Adapun mengkhususkan Lailatul Qodar untuk sholat malam dengan anggapan bahwa malam tersebut memiliki keutamaan dari malam lainnya tanpa adanya dalil syari'at, maka hal ini adalah termasuk dari bid'ah yang diharomkan.
Termasuk juga (ke dalam kebid'ahan) apa yang kita lihat dari orang-orang yang bersemangat untuk sholat malam pada malam dua hari 'id, berkenaan dengan perbuatan itu, mereka menyebutkan tiga buah hadits:
1. Hadits 'Ubadah bin Shomith rodhiyaLLOOHU 'anhu secara marfu':
"Barangsiapa yang menghidupkan malam 'idul Fithri dan 'idul Adh-ha, maka hatinya tidak akan mati, di hari ketika banyak hati yang mati."
Derajat hadits tersebut adalah maudhu' (palsu).
Diriwayatkan oleh Imam ath-Thobroni dalam kitab al-Kabiir dan al-Ausath. Dalam sanadnya terdapat 'Umar bin Harun al-Balkhi.
Imam Yahya bin Ma'in berkomentar mengenainya, dengan komentar yang tegas, "Pendusta!"
Oleh karenanya Imam al-Albani berpendapat dalam kitab as-Silsilah adh-Dho'iifah, "(Hadits tersebut) maudhu'."
2. Hadits Abu Umamah rodhiyaLLOOHU 'anhu, secara marfu':
"Barangsiapa yang sholat malam di malam dua hari raya, karena mengharapkan pahala dari ALLOH, maka hatinya tidak akan mati di hari ketika banyak hati yang mati."
Derajat hadits tersebut adalah dho'if jiddan (lemah sekali).
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah nomor 1782. Dalam sanadnya terdapat Baqiyyah bin al-Walid, ia seorang mudallis (menyembunyikan cacat hadits baik pada matan maupun sanad) yang meriwayatkan dengan 'an'anah.
Oleh karena itu, Imam al-Albani berkata dalam kitab adh-Dho'iifah nomor 521, "(Hadits tersebut) dho'if jiddan."
Imam al-'Iroqi berkomentar, "Sanadnya dho'if."
Imam al-Bushiri berpendapat, "Sanadnya dho'if, dikarenakan tadlis yang dilakukan oleh Baqiyyah."
3. Hadits Mu'adz rodhiyaLLOOHU 'anhu, secara marfu':
"Barangsiapa yang menghidupkan malam yang empat, maka ia berhak memperoleh Surga: malam Tarwiyah, malam 'Arofah, malam 'idul Adh-ha, dan malam 'idul Fithri."
Derajat hadits tersebut adalah maudhu'.
Imam al-Albani rohimahuLLOOH berkata, "Diriwayatkan oleh Nashrul Maqdisi dalam salah satu bagian dari kitabnya al-Amaalii 2/186, di dalam sanadnya terdapat 'Abdurrohman bin Zaid al-'Ami."
Imam Yahya bin Ma'in berkomentar (tentangnya), "Pendusta."
Di dalam sanadnya juga terdapat Suwaid bin Sa'id dan ia adalah dho'if.
Berkata Imam Ibnul Jauzi rohimahuLLOOH, "Hadits ini tidak shohih."
Imam al-Albani rohimahuLLOOH berpendapat di dalam kitab Silsilah adh-Dho'iifah nomor 522, "(Hadits tersebut derajatnya) maudhu'."
Telah jelas dari keterangan yang telah disebutkan bahwa ternyata tidak terdapat hadits shohih mengenai keutamaan menghidupkan dua malam hari 'id tersebut dan bahwa hadits-hadits yang terdapat mengenainya, semuanya adalah dho'if, tidak dapat dipakai sebagai hujjah dan tidak dapat dipakai untuk berdalil mengenai dianjurkannya sholat malam pada kedua malam 'id tersebut. Juga bahwa menghidupkan dua malam 'id tersebut tidak ada keutamaan di dalamnya dibandingkan malam-malam lainnya.
Maka barangsiapa yang memiliki kebiasaan sholat malam, kemudian pada kedua malam 'id tersebut ia mendirikan sholat malam karena ALLOH, maka hal itu merupakan kebaikan dan keberkahan, tetapi barangsiapa yang sengaja sholat pada kedua malam 'id tersebut, karena keyakinannya terhadap keutamaannya, maka hal ini adalah keliru dan dapat termasuk bid'ah.
===
(12) Lihat kitab Risalah al-Umuurul Muyassaroh li Qiyaamil Lail, oleh Penulis (Wahid 'Abdus Salam Baali)
(13) Shohih. Hadits Riwayat Imam al-Bukhori nomor 37 dan Imam Muslim nomor 760.
(14) Shohih. Hadits Riwayat Imam al-Bukhori nomor 1901 dan Imam Muslim nomor 760.
===
Maroji':
Kitab: al-Kalimaatun Naafi'ah fil Akhthoo-isy Syaa-i'ah: Khomsuun Khotho-an fii Sholaatil 'Iidain, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Baali, Penerbit: Dar Ibni Rojab, Cetakan II, 1424 H/ 2003 M, Judul terjemahan: 50 Kesalahan dalam Berhari Raya, Penerjemah: Mufti Hamdan, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir - Bogor, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.
===
Jual kurma Nabi asli Madinah
Minat beli kurma ajwa?
Promo Kurma ajwah asli Madinah
Hubungi ARY
SMS 0857.7801.8878/ 0812.8964.7870
PIN BB 269C8299
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT