Semuanya ada sembilan setelah Khodijah, yang meninggal sebelum mereka. Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam tidak pernah menikah dengan wanita lain semasa hidup Khodijah, dan Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam tidak pernah menikah dengan gadis selain 'Aisyah.
Adapun wanita-wanita yang pernah dicerai Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam semasa hidupnya, maka tidak kami sebutkan karena banyaknya perselisihan mengenai mereka.
Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam memiliki dua sahaya wanita (suriyyah) (66): Maria (67) dan Roihanah binti Zaid, ada yang menyebutkan, Binti Syam'un, kemudian Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam memerdekakannya. (68)
Diriwayatkan kepada kami dari Qotadah, ia mengatakan, "Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam menikah dengan lima belas wanita, menggauli tiga belas orang dari mereka, menghimpun sebelas orang dari mereka, dan Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam meninggal dunia dengan meninggalkan sembilan isteri." (69)
===
(65) Maksud pengarang yaitu dalam kitabnya, Tahdziibul Asmaa' wal Lughoot, yang mana pembahasan ini merupakan bagian dari muqoddimahnya.
Namun, pengarang luput menyebutkan Ummul Mu'minin Zainab binti Khuzaimah, yang biasa disebut Ummul Masaakiin (ibu kaum miskin) karena ia suka berderma kepada mereka. Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam menikahinya setelah pernikahannya dengan Hafshoh. Ia hidup bersama Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam selama dua atau tiga bulan, kemudian ia meninggal. Tidak seorang pun dari isteri-isteri Beliau yang meninggal semasa hidup Beliau kecuali dia, dan sebelumnya Khodijah. Di antara kekhususan Nabi shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam yang tidak berlaku bagi ummatnya, ialah Beliau boleh menikahi lebih dari empat isteri, sebagaimana diingatkan oleh pengarang (halaman 78 dari kitab asli). Lihat kitab al-Istii'aab 1/88, kitab al-Ishoobah 12/280, dan kitab as-Siyar 2/218.
(66) As-Suriyyah, dengan mendhommahkan siin, mengkasrohkan roo', memfathahkan yaa', dan mentasydidkan semua huruf tadi, ialah sahaya wanita yang dihalalkan di rumah. Dinamakan demikian karena seseorang lebih senang menggaulinya daripada menggauli isterinya. (Lihat kitab Mukhtaarush Shihaah, kamus pembahasan kelompok huruf sin-ro-ro).
(67) Ia adalah al-Qibthiyyah, ibu dari anak Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam, Ibrohim. Wanita ini dihadiahkan oleh Muqouqis, penguasa Iskandaria, kepada Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam (kitab al-Ishoobah, 13/125).
(68) Ia dari bani Nadhir dari yahudi, dan ia rodhiyaLLOOHU 'anha telah masuk Islam. Silakan lihat kitab al-Ishoobah 12/267.
(69) Lihat kitab Tasmiyyah Azwaajin Nabi wa Aulaadih, karya Abu 'Ubaidah, halaman 70-80, dan kitab al-Istii'aab, karya Ibnu 'Abdil Barr 1/90-91, dimana Ibnu 'Abdil Barr mengatakan, "Adapun wanita-wanita yang diperselisihkan, yaitu wanita yang sudah Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam gauli lalu Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam ceraikan, atau mengadakan akad dengannya tapi belum Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam gauli, atau Beliau shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam pinang tapi tidak jadi akad nikahnya. Status mereka ini diperselisihkan juga tentang sebab-sebab menceraikan mereka dengan perselisihan yang tajam yang wajib berhenti dari memutuskan kebenaran pada salah satu darinya."
===
Maroji':
Kitab: Tahdziibus Siroh an-Nabawiyyah, Penulis: Imam Yahya bin Syarof an-Nawawi, Penta'liq dan Pentakhrij: Abu 'Abdirrohman Kholid bin 'Abdirrohman bin Hamd asy-Syayi', Penerbit: Darush Shumay'i, Judul terjemah: Siroh Nabi Muhammad shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam ringkas, mudah dan akurat, Penerjemah: Akhmad Syaikhu, Penerbit: Pustaka Ibnu 'Umar, Cetakan II, 1434 H/ 2013 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT