Skip to main content

Orang Muslim dan Harta (8) | Anda dan Harta

Anta wal Maala.

Anda dan Harta.

Syaikh Adnan ath-Tharsyah.

Anda dan Harta di Dunia.

Orang Muslim dan Harta (8).

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengkhawatirkan ummatnya saling membunuh antar mereka karena urusan dunia yang tidak ada harganya di hadapan Allah.

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Bergembiralah dan bercita-citalah kalian. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Tapi aku khawatir jika dunia dimudahkan untuk kalian sebagaimana dimudahkan untuk ummat sebelum kalian, maka kalian akan berlomba-lomba (at-tanafus) seperti mereka dan dunia akan menghancurkan kalian sebagaimana menghancurkan mereka." (1)

Kalimat at-tanafus berarti menyukai sesuatu dan egois dalam mendapatkannya. Terjadinya kehancuran disebabkan oleh harta yang dicintai dan setiap diri senang mencarinya, sehingga terjadi permusuhan dan kehancuran. Ibnu Bathal berkata, "Sesungguhnya gemerlapnya dunia harus disikapi secara hati-hati bagi orang yang mendapatkannya. Maka hendaknya jangan merasa tenang dengan gemerlapnya dunia dan jangan sampai orang lain merasa ingin bersaing dengannya."

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjelaskan tentang orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya dan tentang orang yang menjadikan dunia sebagai tujuannya,

"Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya maka Allah menjadikan hatinya kaya, mengumpulkan pakaiannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan rendah. Barangsiapa yang dunia menjadi tujuannya, maka Allah akan menjadikan kemiskinan di antara kedua matanya, merobek-robek pakaiannya dan dunia akan datang hanya yang ditentukan untuknya." (2)

Kekayaan yang sesungguhnya adalah kaya hati, bukan banyaknya harta. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Bukanlah kekayaan karena banyaknya harta benda. Akan tetapi kekayaan adalah kaya hati." (3)

Ibnu Bathal berkata, "Maksud dari hadits ini adalah bahwa hakekat kekayaan bukan banyaknya harta. Betapa banyak orang yang diberikan kekayaan harta tetapi masih ingin menambahkan hartanya dengan tidak peduli dari mana datangnya harta. Seolah-olah dia miskin karena ambisinya. Sesungguhnya hakekat kekayaan adalah kaya hati, yaitu orang yang merasa cukup dan rela dengan apa yang diberikan, tidak berambisi dan mati-matian dalam mencari harta, seolah-olah dia kaya."

Al-Qurthubi berkata, "Sesungguhnya kekayaan yang bermanfaat besar dan terpuji adalah kaya hati. Sesungguhnya apabila jiwa merasa kaya, maka ia akan terhindar dari keserakahan. Dengan demikian, maka jiwa menjadi mulia dan besar, mendapatkan kesucian, kemuliaan dan pujian. Semua itu lebih mulia daripada orang yang miskin jiwanya karena keserakahannya. Dia tidak peduli dengan kerendahan dalam mencari harta karena rendahnya cita-cita dan bakhilnya. Banyak manusia yang menghina orang seperti ini, maka dia menjadi orang yang hina dan rendah di hadapan manusia."

Ibnu Hajar berkata, "Sesungguhnya kekayaan jiwa bisa didapat dengan kaya hati. Yaitu dengan merasa butuh pada Tuhan dalam segala urusan, dengan merealisasikan bahwa Dialah Pemberi dan Penghalang, maka dia rela dengan ketentuan-Nya dan bersyukur akan nikmat-nikmat-Nya. Dengan perasaan butuh hanya kepada Tuhan, maka akan tumbuh kekayaan jiwa dari selain Tuhan, sebagaimana dalam firman-Nya,

"Dia menemukan kamu dalam keadaan miskin, kemudian memberi kamu kekayaan."

Yaitu kaya jiwa. Ayat ini makiyah dan, sebagaimana diketahui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam keadaan miskin ketika itu, sebelum dibebaskannya Khaibar dan lainnya." (4)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Dua perkara yang dibenci oleh anak Adam: Pertama, kematian. Kematian lebih baik bagi seorang mukmin daripada anarki. Kedua, sedikitnya harta. Sedikitnya harta akan ringan dalam perhitungan (hisab)."

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

(1) HR. Al-Bukhari, kitab al-Maghazi, bab 12.

(2) Shahih Sunan at-Tirmidzi 2005.

(3) HR. Al-Bukhari, kitab ar-Riqaq, bab al-Ghina Ghian an-Nafsi.

(4) Fat-h al-Baari, al-Asqalani, 11/272-273.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Anta wal maala, Penulis: Syaikh Adnan ath-Tharsyah, Penerbit: Maktabah Wahbah - Kairo, Judul terjemah: Anda dan harta, Penerjemah: Taufik Damas Lc, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan I, Juli 2004 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog