Anda dan Harta di Dunia
Orang Kafir dan Harta
Allah berfirman,
"Katakanlah, 'Tuhanku memperluas rezeki orang yang Dia kehendaki dan mempersempit. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Saba': 36)
Jadi Allah memberikan rezeki pada orang yang dicintai atau pun orang yang tidak dicintai. Memiskinkan orang yang dikehendaki dan membuat kaya orang yang dikehendaki. Allah memiliki alasan tersendiri untuk kebijakannya itu, dan ada hikmah di balik itu semua yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Benar, berapa banyak orang muslim yang merasa bermasalah dengan kondisi orang kafir yang banyak hartanya walau mereka kafir pada Allah. Ini tidak hanya pada level individu, tapi juga pada level negara, dimana negara-negara Barat yang kafir disebut sebagai negara kaya dan maju. Mereka memasukkan negara-negara Islam sebagai negara dunia ketiga yang miskin dan terbelakang. Ini tidak aneh. Masalahnya sangat sederhana. Selama kita berpegang teguh pada dua perkara: al-Qur-an dan as-Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kita tidak akan tersesat. Maka jawaban dari kayanya negara-negara kafir banyak terdapat dalam al-Qur-an dan as-Sunnah bagi orang yang memiliki hati, mendengarkan dan menyaksikan.
Tidak aneh jika masalah ini membuat musykil orang-orang biasa. 'Umar bin al-Khaththab (ra-dhiyallaahu 'anhu), orang terdekat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, pun merasa gundah dengan hal ini. 'Umar bin al-Khaththab (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata,
"Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tersenyum dan beliau di atas tikar. Tidak ada sesuatu antara beliau dan tikar. Di atas kepalanya ada bantal dari kulit yang luarnya rumput kering. Di kedua kakinya ada daun-daun yang dihamparkan. Di samping kepalanya ada kulit yang digantung. Aku melihat bekas tikar di lambungnya, maka aku menangis. Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) bertanya, 'Mengapa engkau menangis?' Aku menjawab, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya raja Kisra dan kaisar kaya raya. Sedangkan engkau utusan Allah, mengapa begitu sederhana?' Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) bersabda, 'Apakau engkau tidak rela jika dunia menjadi milik mereka dan akhirat menjadi milik kita?'" (1)
Dalam riwayat lain 'Umar ra-dhiyallaahu 'anhu berkata, "Aku masuk ke rumah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dan beliau sedang tidur miring di atas tikar berpasir. Tidak ada alas antara beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) dan tikar. Pasir itu membekas di lambung beliau. Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) bersandar pada bantal dari kulit yang luarnya rumput kering. Aku memberi salam padanya. Aku mengangkat mataku dan melihat isi rumah beliau. Maka demi Allah, aku tidak melihat apapun di rumah beliau kecuali tiga kulit. Aku berkata, 'Berdo'alah pada Allah agar Allah memperluas (rezeki) ummatmu. Sesungguhnya orang-orang Parsi dan Romawi, mereka diberikan keluasan rezeki dan diberikan dunia sedang mereka tidak menyembah Allah. Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) sedang bersandar dan bersabda, 'Apakah engkau dalam keadaan ragu, wahai putera al-Khaththab? Mereka adalah kaum yang dipercepat kebaikan mereka di kehidupan dunia.' Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, mintailah ampunan untukku.'" (2)
Jawaban dari Rasulullah (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) ini adalah jawaban yang sangat tepat bagi pertanyaan 'Umar bin al-Khaththab ra-dhiyallaahu 'anhu. Allah berfirman,
"Kami jadikan sebagian kalian sebagai ujian (fitnah) bagi sebagian yang lain. Apakah kalian bersabar?" (QS. Al-Furqan: 20)
Maksudnya adalah Allah menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain agar terbukti siapa-siapa yang taat dan bersyukur, serta siapa-siapa yang durhaka dan kufur.
===
(1) HR. Al-Bukhari, kitab at-Tafsir.
(2) HR. Al-Bukhari, kitab al-Mazhalim.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Anta wal maala, Penulis: Syaikh Adnan ath-Tharsyah, Penerbit: Maktabah Wahbah - Kairo, Judul terjemah: Anda dan harta, Penerjemah: Taufik Damas Lc, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan I, Juli 2004 M.
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT