Anda dan Harta di Dunia
Orang Muslim dan Harta (7)
Adapun sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa kesehatan lebih baik dari kekayaan, karena kesehatan membantu seseorang dalam ibadah. Kesehatan adalah kekayaan yang tidak ternilai. Berapa harta yang akan engkau terima sebagai ganti dari anggota tubuhmu yang sehat? Berapa banyak orang yang memiliki harta melimpah dari bisnisnya, kemudian bisnisnya hancur dan mengalami kerugian. Dia mengalami kegelisahan dan penderitaan sehingga imannya hampir hilang dari hatinya.
Suatu hari, seseorang melihat orang yang kehilangan kedua kakinya sedang duduk di atas kayu. Ia menyeberangi jalan dengan kedua tangannya sampai ke seberang jalan setelah perjuangan yang keras, kemudian ia tersenyum lebar. Melihat peristiwa itu -orang yang menyeberang dengan tangannya-, seseorang tadi merasakan betapa kaya dirinya. Dia memiliki dua kaki untuk berjalan. Dia tidak akan mau menjualnya dengan uang sebesar apapun. Dia merasa malu dengan dirinya yang tadinya hampir putus asa.
Sedikit sekali manusia yang berpikir akan nikmat jasmani yang ada padanya, yang tidak akan dijual dengan harga berapapun. Sebaliknya, banyak sekali manusia yang berpikir tentang kekurangan yang ada pada dirinya, walaupun hanya tidak mempunyai beberapa uang saja.
Orang sakit adalah lemah. Orang yang lemah bagaikan mayat. Oleh karena itu, orang yang mempunyai kesehatan walaupun miskin lebih baik dari kekayaan dengan sakit dan kelemahan jasmani. Berapa banyak orang kaya yang sakit, dan dia siap membayar ongkos mahal untuk bisa pulih dari sakitnya. Maka dari itu kesehatan sangat berharga. Dia sesuatu yang paling utama setelah keyakinan. "Mintalah pada Allah akan kesehatan. Seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih utama, setelah adanya keyakinan, yang lebih baik dari kesehatan." (1)
Manusia hendaknya menghitung dan berpikir tentang nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Berpikir tentang anggota tubuh yang ada padanya, yang sehat, yang bergerak berdasarkan kehendak Allah sesuai aturan-aturan yang rumit. Kesehatan yang dinikmati oleh manusia merupakan kekayaan yang tidak ternilai dan tidak bisa dibandingkan dengan harta dunia seluruhnya. Dengan demikian manusia akan bersyukur atas nikmat yang ada padanya, dan merasa cukup dengan ketentuan Allah dari rezeki dan harta. Karena Allah Maha Mengetahui tentang apa yang baik baginya.
Tidak ragu lagi, orang yang merasa cukup dengan rezekinya akan hidup dengan tenang, bahagia dan sukses dalam hidupnya. Tidak ragu lagi, bahwa merasa cukup dan rela lebih mudah secara praktis daripada benci dan kemarahan. Jika seseorang mencari sesuatu yang menyenangkan, akan lebih mudah daripada mencari sesuatu yang tidak disenangi. Merasa cukup (qana'ah) bukan berarti lemah, malas dan tidak punya obsesi. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berlindung dari kelemahan dan kemalasan,
اَللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø¥ِÙ†ِّÙŠْ Ø£َعُÙˆْØ°ُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْعَجْزِ ÙˆَالْÙƒَسَÙ„ِ
Allaahumma innii a'uu-dzu bika minal 'ajzi wal kasal.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan." (2)
Juga bukan berarti pasrah pada kenyataan tanpa usaha dalam mencari rezeki dan bekerja sungguh-sungguh untuk sukses. Akan tetapi, yang dimaksud dengan qana'ah adalah menerima apa yang menjadi hasil usahanya. Apabila ingin menambah, maka ia harus mengerahkan usahanya lagi.
Baca selanjutnya:
Kembali ke Daftar Isi buku ini.
Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.
===
(1) Musnad Ahmad 5. Ahmad Muhammad Syakir berkata: Isnadnya shahih.
(2) Shahih al-Jami' ash-Shaghir 1285.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Anta wal maala, Penulis: Syaikh Adnan ath-Tharsyah, Penerbit: Maktabah Wahbah - Kairo, Judul terjemah: Anda dan harta, Penerjemah: Taufik Damas Lc, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan I, Juli 2004 M.
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT