Surat al-Baqarah (10)
Al-Baqarah, Ayat 10
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta. (QS. 2: 10)
Yang Dimaksud dengan Penyakit
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Shalih, keduanya meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra-dhiyallaahu 'anhuma dan Murrah al-Hamdani, keduanya meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra-dhiyallaahu 'anhu dan beberapa orang Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, tentang ayat: "Di dalam hati mereka ada penyakit", ia berkata: "Penyakit itu berupa keraguan". "Lalu Allah menambah penyakitnya", yakni Allah menambah lagi keraguannya." (59)
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Mujahid, 'Ikrimah, al-Hasan al-Bashri, Abul 'Aliyah, ar-Rabi' bin Anas dan Qatadah. (60)
'Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan: "Di dalam hati mereka ada penyakit", yang dimaksud adalah penyakit di dalam agama, bukan penyakit jasmani. Mereka adalah orang-orang munafik. Dan penyakit itu adalah keraguan yang menyerang mereka ketika masuk ke dalam Islam. "Lalu Allah menambah penyakitnya", ia mengatakan: "Yakni ditambahkan (setelah masuk Islam) kepada mereka kotoran (kekufuran)." (61)
Kemudian ia membaca ayat:
"Adapun orang yang berimaan, maka surat ini menambah keimanannya, sedang mereka bergembira. Dan adapun orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka di samping kekafirannya (yang telah ada)." (QS. At-Taubah: 124-125)
Penafsiran yang lain yaitu ditambahkannya keburukan di sampaing keburukan yang telah ada dan ditambahkannya kesesatan di samping kesesatan yang telah ada. Perkataan 'Abdurrahman ini sangat baik, sesuai dengan kaidah: Al-Jaza-u min jinsil 'amali (Balasan itu sesuai dengan 'amal perbuatan). Itu pula yang dikatakan oleh orang-orang terdahulu. Perbandingannya (dalam hal keimanan) adalah seperti firman Allah Sub-haanahu wa Ta'aala: "Dan (bagi) orang-orang yang mendapat petunjuk, maka Allah menambah petunjuk kepada mereka, dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya." (QS. Muhammad: 17)
Dan firman Allah: Bimaa kaanuu yakdzibuun "Atas apa yang mereka dustakan dahulu", dibaca juga yukadzdzibuun. Mereka pantas disifati dengan ini dan itu karena mereka dahulu adalah tukang dusta. Dan mereka mendustakan perkara ghaib. Jadi, mereka menggabungkan antara banyak sifat.
Bersambung...
===
(59) Tafsiir ath-Thabari 1/280.
(60) Ibnu Abi Hatim 1/48.
(61) Tafsiir ath-Thabari 1/280.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
===
Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com
===
Bisakah anda menjadi agen properti?
Bisakah anda meraih keuntungan dengan memposisikan diri di antara pemilik dan pembeli? Jawab: BISA
1) tanpa punya pengalaman apapun di bidang properti
2) tanpa modal
3) tetap di pekerjaan atau bisnis anda sekarang
4) tetap tinggal di kota anda
Untuk info dan daftar GRATIS, klik: http://tinyurl.com/ppamr9b
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT