Surat al-Baqarah (7/2)
Dia (al-Qurthubi) juga menyebutkan hadits Hudzaifah yang terdapat dalam kitab ash-Shahiih, dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
"Berbagai fitnah yang menimpa hati laksana tikar yang dianyam lembar demi lembar. Mana saja hati yang terkena suatu fitnah, maka digoreskan satu noda hitam padanya. Dan mana saja hati yang menolak fitnah-fitnah itu, maka digoreskan padanya titik putih. Jadi, hati manusia itu terbagi dua. (Pertama) Hati yang putih seperti air jernih, yang tidak akan dicelakakan oleh fitnah apapun selama masih ada langit dan bumi. Dan (kedua), hati yang berwarna hitam kelam, bagaikan tempat minum yang terbalik, tidak mengenal kebaikan dan tidak pula mengingkari kemungkaran." (51) (Dan hadits selanjutnya)
Ibnu Jarir berkata: "Menurut pendapatku dalam hal ini yang benar adalah hadits shahih yang semakna dengannya dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata: 'Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
'Sesungguhnya apabila seorang mukmin berbuat suatu dosa, maka pasti ada titik hitam dalam hatinya. Apabila ia bertaubat dan mencabut dirinya dari dosa itu, serta mencari keridhaan Allah, maka hatinya menjadi mengkilap. Jika dosanya bertambah, maka bertambah pula titik itu sehingga meliputi hatinya. Itulah ar-raan yang Allah Ta'ala berfirman: 'Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menodai hati mereka.' (QS. Al-Muthaffifiin: 14).'" (52)
Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa-i, dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi mengatakan: "Hadits ini hasan shahih." (53)
I'rab (*) Kata Ghisyaawah dan Maknanya
Perlu diketahui bahwa waqaf taam, yaitu berhenti sempurna saat membaca firman Allah: Khatamallaahu 'alaa quluubihim wa 'alaa sam'ihim "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka", dan juga firman-Nya: Wa 'alaa ab-shaarihim ghi-syaawah "Serta penglihatan mereka ditutup", menunjukkan bahwa dua penggalan ayat di atas masing-masing merupakan kalimat sempurna. Penggalan pertama memberi pengertian bahwa yang dikunci mati adalah hati dan pendengaran mereka. Sedangkan ghisyaawah pada penggalan yang kedua adalah penutup pada pandangan.
As-Suddi dalam tafsirnya dari Ibnu Mas'ud ra-dhiyallaahu 'anhu, dan beberapa orang Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, menerangkan tentang firman-Nya: "Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka", dengan berkata: "Oleh karena itu, mereka tidak dapat berfikir dan mendengar. Dan penutup (ghisyaawah) pada penglihatan mereka, membuat mereka buta." (54)
Penyebutan Orang-orang Munafik
Setelah menyebutkan sifat-sifat kaum mukminin pada empat ayat pertama surat al-Baqarah, dan menerangkan keadaan orang-orang kafir dengan kedua ayat di atas, kemudian Allah Sub-haanahu wa Ta'aala menjelaskan keadaan orang-orang munafik, yaitu mereka yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran.
Bersamaan dengan semakin samarnya kaum munafik di tengah-tengah manusia, maka Allah Sub-haanahu wa Ta'aala semakin sering menyebutkan sifat-sifat kemunafikan mereka, seperti Allah telah menurunkan surat Bara-ah (at-Taubah) dan surat al-Munaafiquun tentang keadaan mereka. Dalam surat an-Nuur dan surat-surat lainnya pun dijelaskan tentang keadaan mereka agar orang-orang menghindarinya dan tidak terjerumus ke dalam kemunafikan.
Bersambung...
===
(51) Muslim 1/128. no. 144.
(52) Tafsiir ath-Thabari 1/260.
(53) Tuhfatul Ahwadzi 9/254, an-Nasa-i dalam al-Kubra 6/509, dan Ibnu Majah 2/1418. Hasan: At-Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, dan lihat Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib no. 3141.
(*) Perubahan akhir kata dalam susunan bahasa Arab, -pent.
(54) Tafsiir ath-Thabari 1/266.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
===
Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com
===
Bisakah anda menjadi agen properti?
Bisakah anda meraih keuntungan dengan memposisikan diri di antara pemilik dan pembeli? Jawab: BISA
1) tanpa punya pengalaman apapun di bidang properti
2) tanpa modal
3) tetap di pekerjaan atau bisnis anda sekarang
4) tetap tinggal di kota anda
Untuk info dan daftar GRATIS, klik: http://tinyurl.com/ppamr9b
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT