Kisah Rezeki dan Harta
Manusia dan Harta (2)
Jadi, asal dari harta adalah milik Allah. Bahkan bumi dan segala isinya adalah milik Allah. Sebelum manusia diciptakan, bumi bukan milik siapapun, begitu juga setelah semuanya binasa. Sesungguhnya Allah menghendaki siapa saja untuk menjadi khalifah di wilayah tertentu dengan batas tertentu. Kemudian menjadikan orang lain khalifah setelah mereka. Begitulah seterusnya sampai hari Kiamat.
Penguasa sejati dari harta adalah Allah, bukan manusia. Manusia hanyalah pengganti dan wakil Allah dalam menggunakan harta. Dia (manusia) tidak boleh menggunakannya kecuali sesuai dengan apa yang diridhai Allah. Allah mengajarkan pada manusia untuk mendermakan hartanya. Allah menjadikan harta manusia sebagai pinjaman, karena dia mendapatkan dari orang-orang sebelumnya. Dia (manusia) juga akan meninggalkan harta untuk orang-orang sesudahnya. Oleh karena itu Allah memberi petunjuk berupa memanfaatkan harta, sebelum ditinggalkan, ke jalan Allah dan untuk taat kepada-Nya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah berfirman, 'Sesungguhnya Kami menurunkan harta untuk mendirikan shalat dan membayar zakat'." (1)
Seandainya mereka melakukan itu, maka mereka mendapatkan pahala yang besar. Jika tidak, maka mereka akan dihisab karena hartanya, dan akan disiksa karena meninggalkan kewajiban dalam harta.
Ayat di atas menjelaskan bahwa harta mereka akan mereka tinggalkan. Jika ahli waris mereka taat kepada Allah, maka ahli waris lebih bahagia sebab harta yang mereka terima berasal dari orang tuanya. Jika mereka maksiat kepada Allah, maka mereka telah membantu ahli warisnya dalam dosa dan kemungkaran. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Siapakah dari kalian yang harta ahli warisnya lebih dicintai daripada hartanya sendiri?' Para Shahabat ra-dhiyallaahu 'anhum berkata, 'Tidak seorang pun dari kami kecuali mencintai hartanya.' Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda lagi,
'Sesungguhnya hartanya adalah apa yang telah ia gunakan dan harta yang ditinggal adalah harta ahli warisnya." (2)
Maksudnya bahwa harta seseorang menjadi milik ahli warisnya setelah ia meninggal dunia, walau sebelumnya menjadi miliknya. Apa yang ia dermakan dari hartanya, itulah yang menjadi miliknya dalam hidup dan setelah kematian. Oleh karena itu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Seorang hamba berkata, 'Hartaku, hartaku!' Sesungguhnya yang menjadi miliknya dari hartanya adalah tiga: Apa yang ia makan dan sirna, apa yang ia pakai dan usang, dan apa yang ia dermakan akan terkumpul. Selain dari yang tiga itu, maka akan hilang dan ia tinggalkan untuk orang lain." (3)
Jadi harta seseorang adalah apa yang ia makan, ia pakai dan ia dermakan. Yang selain itu akan ia tinggalkan untuk ahli warisnya.
Baca selanjutnya:
Kembali ke Daftar Isi buku ini.
Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.
===
(1) Musnad Ahmad 21803. Hamzah Ahmad az-Zain berkata: Isnad hadits ini shahih.
(2) HR. Al-Bukhari, kitab ar-Riqaq, bab Ma Qaddama min Malihi fa Huwa Lahu.
(3) HR. Muslim, kitab az-Zuhd.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Anta wal maala, Penulis: Syaikh Adnan ath-Tharsyah, Penerbit: Maktabah Wahbah - Kairo, Judul terjemah: Anda dan harta, Penerjemah: Taufik Damas Lc, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan I, Juli 2004 M.
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT