Skip to main content

Menguak Misteri Khidir Dalam Pandangan Sunnah: Betulkah Khidir Telah Wafat? Lalu Bagaimanakah dengan Layatannya Ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Wafat? (2)

Menguak Misteri Khidir Dalam Pandangan Sunnah

Bagian I

Sosok Khidir yang Sebenarnya

Bab 5

Betulkah Khidir 'alaihis salaam Telah Wafat? Lalu Bagaimanakah dengan Layatannya Ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Wafat? (2)

Layatan Khidir Ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Wafat

Kemudian disebutkanlah sebuah hadits yang menceritakan tentang kejadian takziah (layatan Khidir) ini ketika Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam wafat. Mereka hanya mendengar sebuah suara orang berbicara, tapi tak seorang pun yang melihat siapa yang sedang berbicara. Kemudian 'Ali ra-dhiyallaahu 'anhu mengatakan kepada para Shahabat ra-dhiyallaahu 'anhum bahwa orang yang berbicara tadi adalah Khidir.

Disebutkan pula sebuah riwayat Ibnu Abi Dunya melalui Makhul dari Anas ra-dhiyallaahu 'anhu tentang bertemunya Ilyas 'alaihis salaam dengan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Apabila Ilyas dapat bertahan hidup hingga zaman Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka demikian pula halnya dengan Khidir.

Berkenaan dengan hal ini Abu al-Khaththab bin Dihyah memberikan komentar. Ia mengatakan bahwa riwayat tersebut sama sekali tidak dapat dibenarkan. Tidak ada dalil yang menyebutkan secara pasti bertemunya Khidir dengan para Nabi, kecuali dengan Nabi Musa 'alaihis salaam, sebagaimana yang telah dikisahkan Allah Sub-haanahu wa Ta'aala tentang keduanya dalam al-Qur-an.

Dia menambahkan, semua hadits yang menceritakan tentang kehidupan Khidir tidak ada satu pun yang shahih, dan itu telah disepakati oleh para ahli naql (al-Qur-an dan hadits). Kalau pun hadits-hadits demikian banyak muncul hanya karena tidak ada orang yang dapat menyebutkan cacatnya secara pasti, baik karena keadaannya yang tidak diketahui, ataupun justru karena telah jelas kelemahan hadits itu bagi para ahli hadits.

Adapun cerita-cerita yang berasal dari para syaikh adalah suatu hal yang sangat mengherankan. Bagaimana mungkin seorang yang berakal sehat bisa mengatakan bahwa ia pernah bertemu dengan seseorang yang sama sekali tak dikenalnya. Orang tak dikenal itu berkata: "Aku adalah di fulan," kemudian dia begitu saja mempercayainya.

Mengenai hadits tentang layatan Khidir, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Abu 'Umar, hadits tersebut adalah hadits maudhu' (hadits palsu). Kemudian hadits tersebut diriwayatkan oleh 'Abdullah bin al-Muharrir dan Yazid bin Asham, mereka mengatakan bahwa hadits itu dari 'Ali ra-dhiyallaahu 'anhu.

Dari sini kita dapat melihat Ibnu Muharrir termasuk orang yang sering meriwayatkan hadits matruk (ditinggalkan). Dia adalah orang yang dikatakan Ibnu Mubarak, "Daripada aku melihat hadits yang diriwayatkannya, aku lebih menyukai melihat sesuatu yang jorok." Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan oleh Muslim dalam Muqaddimah kumpulan hadits Shahihnya. Jadi, Ibnu Mubarak lebih baik melihat sesuatu yang najis daripada melihat hadits melalui riwayatnya. (2)

Dapat aku tambahkan di sini bahwa cerita tentang takziah tersebut ada pula yang disebutkan tanpa melalui riwayat 'Abdullah bin Muharrir (3), sebagaimana yang akan aku sebutkan nanti. Sedangkan hadits riwayat Makhul dari Anas ra-dhiyallaahu 'anhu memang hadits maudhu' (palsu). Kebohongan tersebut diketahui dari nukilan Ahmad, Yahya, Ishaq dan Abu Zar'ah. Dia mengatakan, dari gaya bahasa yang terdapat dalam hadits tersebut tampak sekali bahwa ini adalah hadits mungkar, dan jelas merupakan khurafat yang dibuat-buat.

Nanti, akan aku sebutkan hadits Anas ra-dhiyallaahu 'anhu secara lengkap, dan hadits itu mempunyai urutan riwayat lain yang tidak sama dengan yang diberikan as-Suhaili.

Bersambung...

===

(2) Imam Muslim menyebutkannya dalam Muqaddimah 1/121 dengan syarah an-Nawawi, dia mengatakan, "Aku mendapat hadits ini dari Muhammad bin 'Abdillah bin Fahzad," dia mengatakan, aku mendengar Abu Ishaq ath-Thalqani berkata, aku mendengar Ibnu Mubarak berkata, "Kalau aku diberi pilihan antara masuk Surga dan bertemu 'Abdullah bin Muharrir, sungguh aku akan memilih dia," disebutkan dalam al-Atsar, dan al-Majruhin 2/23.

(3) Ditulis sesuai dengan aslinya, 'Abdullah bin Muhraz, padahal sebenarnya sebagaimana yang tertulis dalam at-Taqrib dan lainnya.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Menguak Misteri Khidir Dalam Pandangan Sunnah, Penulis: Ibnu Hajar al-Asqalani, Penerjemah: H.M. Nasri, Lc, Penerbit: IIMaN dan Hikmah, Jakarta - Indonesia, Cetakan I, Januari 2003 M/ Dzulqa'adah 1423 H.

===

Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com

===

Bisakah anda menjadi agen properti? Bisakah anda meraih keuntungan dengan memposisikan diri di antara pemilik dan pembeli? Jawab: BISA
1) tanpa punya pengalaman apapun di bidang properti
2) tanpa modal
3) tetap di pekerjaan atau bisnis anda sekarang
4) tetap tinggal di kota anda

Untuk info dan daftar GRATIS, klik: http://tinyurl.com/ppamr9b

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT