Skip to main content

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Surat al-Baqarah (8-9/2)

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Baqarah (8-9/2)

Tafsir Ayat

Muhammad bin Ishaq telah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra-dhiyallaahu 'anhuma bahwa makna firman Allah: "Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir', padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman", yakni orang-orang munafik dari kabilah Aus dan Khazraj serta orang-orang yang semisal dengan mereka." (56)

Abul 'Aliyah, al-Hasan al-Bashri, Qatadah dan as-Suddi pun menafsirkan 'Orang-orang munafik' pada ayat tersebut dengan orang-orang munafik kabilah Aus dan Khazraj. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala mengingatkan sifat-sifat orang-orang munafik agar kaum mukminin tidak terpedaya oleh penampilan mereka, karena kelengahan dalam hal ini akan mendatangkan bahaya yang besar, jika tidak berhati-hati terhadap mereka. Jangan sampai kaum mukminin beri'tiqad bahwa orang-orang munafik itu beriman, padahal sebenarnya mereka kafir.

Sangkaan ini merupakan kesalahan besar, karena menganggap orang-orang fajir (buruk) sebagai orang-orang baik. Dalam hal ini Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir', padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman", maknanya mereka mengucapkan pengakuan itu tanpa bukti yang nyata, sebagaimana firman-Nya: "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, seraya berkata: 'Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.' Maka Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya." (QS. Al-Munaafiquun: 1). Maknanya, mereka mengucapkannya hanya ketika mendatangimu (Muhammad) saja, bukan pengakuan yang sesungguhnya. Hal ini terlihat ketika mereka menggunakan huruf inna dan laam ta'-kid yang keduanya berfungsi sebagai penguat (innaka larasuulullaah (sesungguhnya engkau benar-benar Rasulullah)) ketika menyampaikannya.

Orang-orang munafik menekankan pernyataan keimanan mereka kepada Allah dan hari Akhir, padahal sesungguhnya tidak demikian. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala telah mendustakan persaksian dan pernyataan mereka dengan firman-Nya: "Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta." (QS. Al-Munaafiquun: 1)

Dan juga dengan firman-Nya: "Padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Baqarah: 8)

Firman Allah Sub-haanahu wa Ta'aala: "Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman", dengan menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran, hal ini terjadi karena kebodohan mereka. Mereka menyangka: Pertama, telah menipu Allah dengan ucapan itu. Kedua, mengira bahwa ucapan itu bermanfaat di sisi Allah. Ketiga, menganggap bahwa perkataan mereka itu akan laris diterima, sebagaimana pernyataan mereka itu sempat diterima oleh sebagian kaum muslimin.

Firman Allah:

"(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan oleh Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang-orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu, dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka adalah para pendusta." (QS. Al-Mujaadilah: 18)

Tiga sangkaan itu dibalas oleh Allah 'Azza wa Jalla dengan firman-Nya: "Padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedangkan mereka tidak menyadarinya." (QS. Al-Baqarah: 9). Dengan tindakan itu mereka hanya menipu diri mereka sendiri karena mereka tidak menyadarinya. Sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka." (QS. An-Nisaa': 142)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Juraij tentang firman Allah Ta'ala: "Mereka menipu Allah", ia mengatakan: "Mereka memperlihatkan diri dengan mengucapkan laa ilaaha illallaah (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah) untuk menyelamatkan nyawa dan kekayaan mereka agar tidak lenyap, sementara hati mereka sama sekali tidak meyakininya." (57)

Firman Allah:

"Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir', padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedangkan mereka tidak sadar." (QS. Al-Baqarah: 8-9)

Tentang ayat di atas, Sa'I'd telah meriwayatkan dari Qatadah bahwa sebagian dari sifat-sifat orang munafik yang sangat banyak adalah akhlaknya tercela, membenarkan dengan lisan tetapi mengingkarinya dengan hati serta bertentangan dengan perbuatan. Pada pagi hari ia berada dalam suatu keadaan tetapi di sore hari ia berada dalam keadaan lain. Sore hari dalam suatu keadaan dan pada pagi harinya pun berubah, seperti bergoyangnya kapal yang ditiup angin. Ke mana angin bertiup ke situlah ia mengarah. (58)

Bersambung...

===

(56) Tafsiir ath-Thabari 1/269.

(57) Ibnu Abi Hatim 1/46.

(58) Ibnu Abi Hatim 1/47.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com

===

Bisakah anda menjadi agen properti?

Bisakah anda meraih keuntungan dengan memposisikan diri di antara pemilik dan pembeli? Jawab: BISA
1) tanpa punya pengalaman apapun di bidang properti
2) tanpa modal
3) tetap di pekerjaan atau bisnis anda sekarang
4) tetap tinggal di kota anda

Untuk info dan daftar GRATIS, klik: http://tinyurl.com/ppamr9b

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog