Skip to main content

Khutbah sholat 'Id

Bab III

Sholat dua hari raya

Pembahasan kesembilan

Khutbah sholat 'Id

Setelah imam salam dari sholat, maka ia berkhutbah di hadapan para hadirin dengan dua khutbah (*) dan menghadapkan wajahnya ke arah mereka. Sedangkan mereka tetap duduk di tempat mereka. Khotib membukan dua khutbahnya dengan hamdalah, dan bila membukanya dengan takbir juga tidak mengapa. Ia berkhutbah dengan berdiri dan duduk sejenak di antara dua khutbah. Jika di hari raya Fithri, maka ia memerintahkan kaum muslimin menunaikan zakat fithroh dan menjelaskan kewajibannya, pahalanya, ukuran dan jenis yang dikeluarkannya, orang yang wajib mengeluarkannya dan waktu mengeluarkannya. Sedangkan di hari raya kurban menyampaikan masalah kurban, keutamaannya, kurban yang sah, waktu menyembelihnya, aib-aib yang mencegah keabsahan kurban, tata cara pembagiannya dan apa yang diucapkan ketika menyembelihnya.

Tidak diwajibkan menghadiri dua khutbah ini, tetapi orang yang ingin hadir di antara para hadirin, maka hendaklah menghadirinya dan ini yang lebih utama. Orang yang ingin pulang maka boleh pulang. Demikian juga disunnahkan bagi imam untuk memberi nasihat khusus kepada kaum wanita dan mengingatkan mereka tentang kewajiban mereka dalam rangka mengikuti contoh Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam.

Telah diriwayatkan dala kitab ash-Shohiihain dan selain keduanya bahwasanya Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam:

"Dahulu berangkat pada hari raya Fithri dan kurban ke musholla (tanah lapang). Yang pertama beliau mulai dengannya adalah sholat, kemudian berpaling, berdiri dan menghadap orang-orang (jama'ah), sedangkan mereka duduk di shoff-shoff mereka. Lalu beliau memberikan nasihat, wasiat dan perintah kepada mereka." (21)

Ibnul Qoyyim rohimahuLLOOH mengatakan, "Bahwa Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam telah menyempurnakan sholat, beliau berpaling dan berdiri menghadap orang-orang, sedangkan mereka duduk di shoff-shoff mereka. Lalu beliau memberikan nasihat, wasiat dan perintah serta larangan kepada mereka. Beliau membuka seluruh khutbahnya dengan hamdalah. Tidak pernah diriwayatkan dari beliau dalam satu hadits yang menyatakan bahwa beliau membuka dua khutbah 'Id dengan takbir.

Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam memberikan keringanan, bagi siapa yang menghadiri 'Id untuk duduk mendengarkan khutbah dan (boleh juga) pergi." (22)

Ibnu Qudamah rohimahuLLOOH mengatakan, "Kesimpulannya bahwa dua khutbah 'Id (dua hari raya) dilakukan setelah sholat. Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat di antara kaum muslimin kecuali dari Bani Umayyah. Hukum dua khutbah tersebut sunnah, tidak wajib dihadiri dan didengarkan. Namun disunnahkan berkhutbah dengan berdiri." (23)

===

(*) Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di antara para 'ulama, namun pendapat yang rojih insya ALLOH adalah pendapat yang menyatakan bahwa khutbahnya satu kali, sebagaimana dirojihkan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin dalam kitab Syarhul Mumti 'alaa Zaadil Mustaqni' 5/192 dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid dalam kitab Ahkaamul 'Iidain fis Sunnah al-Muthohharoh halaman 56. -pent.

(21) Hadits Riwayat Imam al-Bukhori dan Imam Muslim, lihat kitab Fat-hul Baari 2/449, dan kitab Shohiih Muslim bi Syarh an-Nawawi 6/177.

(22) Kitab Zaadul Ma'aad 1/445, 447, dan 448.

(23) Kitab al-Mughni 3/276, 279, dan 280.

===

Maroji':
Kitab: Ahkaamul 'Iidain wa 'Asyri Dzil Hijjah, Penulis: Dr. 'Abdulloh bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyyar, Penerbit: Darul 'Ashimah, Cetakan I, 1413 H/ 1992 M, Judul terjemahan: Lebaran, Menurut Sunnah yang Shohih, Penerjemah: Kholid Syamhudi Lc, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir - Bogor, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT