Skip to main content

Hukum sholat malam bulan Romadhon (2)

Kajian keempat

Hukum sholat malam bulan Romadhon (2)

Di antara jenis sholat malam itu adalah 'sholat witir' (8) (al-witr). Minimal satu roka'at dan maksimal sebelas roka'at. Kita boleh mengerjakan sholat witir walau hanya dengan satu roka'at. Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda:

"Siapa yang ingin mengerjakan sholat witir satu roka'at, maka silakan saja ia mengerjakannya."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud dan an-Nasa-i)

Boleh mengerjakan sholat witir dengan tiga roka'at. Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda:

"Siapa yang ingin mengerjakan sholat witir tiga roka'at, silakan mengerjakannya."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud dan Imam an-Nasa-i)

Boleh menggabungkan roka'at sholat witir ini dengan sekali salam. Ini berdasarkan riwayat dari Imam ath-Thohawi bahwa 'Umar bin al-Khoththob ro-dhiyaLLOOHU 'anhu mengerjakan sholat witir tiga roka'at dengan sekali salam di akhir roka'at.

Boleh juga dilakukan dengan dua roka'at salam lalu ditambah lagi dengan roka'at ketiga, dan kemudian salam lagi. Ini berdasarkan riwayat Imam al-Bukhori dari 'Abdulloh bin 'Umar bahwa dalam sholat witir ia mengucapkan salam setelah dua roka'at, baru ditambah satu roka'at lagi, sehingga ia bisa menyelingi dengan menyuruh pembantunya untuk melakukan sesuatu yang dibutuhkan olehnya.

Boleh juga mengerjakannya dengan lima roka'at secara langsung tanpa duduk (tahiyyat) dan baru mengucapkan salam pada roka'at terakhir (kelima). Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda:

"Siapa yang ingin mengerjakan sholat witir langsung lima roka'at, silakan saja ia mengerjakannya."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud dan an-Nasa-i)

Diriwayatkan dari 'Aisyah ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma, bahwa ia berkata:

"Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengerjakan sholat pada waktu malam sebanyak tiga belas roka'at. Lima roka'at darinya adalah sholat witir, dimana Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam tidak duduk tasyahud kecuali pada roka'at yang terakhir (kelima)."
(Muttafaq 'alaih; Hadits Riwayat Imam al-Bukhori dan Imam Muslim)

Boleh mengerjakan sholat witir tujuh roka'at dengan sekali salam. Ini berdasarkan riwayat dari Ummu Salamah ro-dhiyaLLOOHU 'anha yang mengatakan:

"Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengerjakan sholat witir dengan tujuh dan juga lima roka'at tanpa dipisah oleh salam atau pembicaraan."
(Hadits Riwayat Imam Ahmad, Imam an-Nasa-i, dan Imam Ibnu Majah)

Boleh juga mengerjakan sholat witir sembilan roka'at langsung, dan baru duduk membaca tasyahud pada roka'at kedelapan, lalu membaca tasyahud dan berdo'a, kemudian berdiri tanpa salam terlebih dahulu, kemudian melanjutkan sholat witir dengan roka'at kesembilan, kemudian membaca tasyahud, berdo'a dan baru kemudian salam. Ini berdasarkan hadits 'Aisyah ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma tentang sholat witirnya Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. 'Aisyah berkata:

"Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam pernah mengerjakan sholat witir sembilan roka'at, tanpa duduk (tasyahud) kecuali pada roka'at kedelapan, lalu Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menyebut nama ALLOH, memuji-NYA dan memohon kepada-NYA. Selanjutnya Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bangkit dan salam terlebih dahulu, lantas berdiri melanjutkan sholatnya pada roka'at kesembilan, baru kemudian duduk bertasyahud kembali, menyebut nama ALLOH, memuji-NYA dan berdo'a kepada-NYA, baru kemudian mengucapkan salam yang kami pun mendengarnya."
(Hadits Riwayat Imam Ahmad dan Imam Muslim)

Boleh juga mengerjakan sholat sebelas roka'at. Jika mau, boleh mengucapkan salam setiap dua roka'at, lalu mengerjakan sholat witir satu roka'at. Ini berdasarkan hadits 'Aisyah ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma bahwa ia berkata:

"Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam melaksanakan sholat antara waktu selesai dari sholat 'Isya hingga fajar, sebelas roka'at, Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengucapkan salam pada setiap dua roka'at, dan berwitir dengan satu roka'at."
Hadits ini diriwayatkan oleh Jama'ah, kecuali Imam at-Tirmidzi.

Boleh juga mengerjakan sholat dengan empat roka'at salam empat roka'at salam, baru kemudian tiga roka'at. Ini berdasarkan hadits 'Aisyah ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma bahwa ia berkata:

"Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengerjakan sholat empat roka'at (9), dan tidak perlu engkau tanyakan bagaimana baik dan panjang sholat Beliau. Kemudian Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengerjakan sholat kembali empat roka'at, dan tidak perlu engkau tanyakan bagaimana baik dan panjang sholat Beliau, dan baru kemudian Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengerjakannya tiga roka'at."
(Muttafaq 'alaih; Hadits Riwayat Imam al-Bukhori dan Imam Muslim)

===

(8) Secara harfiyah berarti 'sholat ganjil'.

(9) Kemungkinan yang dimaksudkan adalah empat roka'at sekali salam. Ini adalah lahiriyah dari lafal hadits ini. Tapi bisa juga yang dimaksud adalah dengan mengucapkan salam pada setiap dua roka'at, akan tetapi jika sholat empat roka'at maka Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam menyelingi dan kemudian sholat empat roka'at lagi. Ini jadinya sejalan dengan sabda Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam: "Sholat malam itu dua-dua." (Maksudnya, dua roka'at salam, dua roka'at salam -pent). Juga berdasarkan hadits 'Aisyah ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma yang disebutkan sebelumnya yang menjelaskan bahwa Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam mengucapkan salam setiap dua roka'at.

===

Maroji':
Kitab: Majaalisu Syahru Romadhoon, Penulis: Syaikh Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin, Penerbit: Daruts Tsuroyya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Romadhon, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog