Hati - Pusat Pembersih Racun (2)
Tubuh kita adalah kuburan racun
Di zaman modern seperti sekarang ini kurang lebih ada sekitar 80 ribu jenis racun yang masuk ke tubuh melalui makanan, minuman dan udara yang kita hirup setiap detiknya. Racun juga ada yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri, memang dibuat oleh tubuh dan merupakan hasil olehan dari fungsi tubuh.
Diperkirakan setiap tahun ada 2000 jenis zat kimia baru buatan manusia yang masuk ke dalam tubuh. Lebih mengerikan lagi, diperkirakan 80 ribu zat kimia sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh. Kebanyakan racun yang menumpuk dalam tubuh kita berasal dari gaya hidup, terutama kebiasaan mengkonsumsi makanan olahan. Makanan jenis ini mengandung zat-zat atifisial (tiruan/ imitasi), pengawet, pewarna, perasa, dan lemak trans yang sangat berbahaya.
Bila racun-racun ini didiamkan begitu saja, lambat laun sedikit demi sedikit akan terjadi pengendapan dan sangat membahayakan kesehatan tubuh manusia. Racun yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, mudah jatuh sakit, wajah sayu, dan kulit kusam. Sebenarnya tubuh sudah memiliki sistem untuk membersihkan diri dari racun. Jika sistem dalam tubuh bekerja secara optimal, tentu saja racun yang mengendap akan berkurang jumlahnya.
Pada dasarnya sel-sel hati memiliki dua cara utama dalam melakukan detoksifikasi yang dikenal dengan jalur detoksifikasi fase 1 dan 2. Pada detoksifikasi fase 1 zat racun dalam tubuh dirubah menjadi zat tidak berbahaya dengan bantuan enzim sitokrom P-450. Selama proses tersebut dihasilkanlah suatu sampah yang berupa radikal bebas, dimana bila jumlahnya berlebihan akan merusak sel-sel hati. Oleh karena itu sangat diperlukan zat antioksidan seperti vitamin C, E Beta Karoten dan sebagainya untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkan oleh ulah radikal bebas.
Selain itu vitamin seperti riboflavin (vitamin B12), niacin (vitamin B3), dan mineral seperti magnesium, besi dan seng juga dapat mendukung aktivitas sistem enzim pada detoksifikasi fase ini. Sementara sistem enzim P-450 ini dapat rusak bila racun yang masuk ke dalam tubuh sangat banyak sehingga melebihi kemampuan merubah.
Jalur selanjutnya adalah detoksifikasi fase 2 yaitu dimana hati akan menambah zat-zat seperti sistein, glisin, ataupun molekul sulfur ke dalam zat-zat beracun untuk kemudian zat beracun tersebut diubah menjadi zat yang tidak berbahaya sehingga akan terlarut dalam air dan dengan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui cairan empedu atau air seni. Zat-zat asam amino seperti taurine dan sistein, glisin, glutamin serta vitamin seperti kolin dan inositol dibutuhkan untuk meningkatkan daya peluruhan racun ini. Glutation sebagai antioksidan dan pelindung hati juga dibutuhkan untuk mendukung sistem enzim yang diperlukan dalam fase ini.
Apabila racun sangat banyak, sehingga jalur detoksifikasi fase 1 dan fase 2 menjadi terbebani, maka toksin akan menumpuk di dalam tubuh. Kebanyakan dari toksin ini larut dalam lemak dan dapat tersimpan selama bertahun-tahun atau bahkan selamanya. Apabila demikian, otak manusia dan kelenjar endokrin (hormon) sebagai organ yang mengandung lemak akan menjadi lokasi favorit bagi penimbunan racun yang larut dalam lemak. Inilah kenapa seseorang dengan banyak toksin (racun) di tubuhnya akan terganggu otak dan hormonnya, sehingga menimbulkan gejala terganggunya fungsi otak dan ketidakseimbangan hormonal seperti kemandulan, nyeri payudara, gangguan menstruasi, kelelahan kelenjar adrenal dan menopouse sejak dini, atau menjadi kanker.
Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Katika hati kemasukan penyakit (terinfeksi), maka hati menjadi bengkak. Sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke dalam darah. Dengan diperiksa darah di laboratorium akan diketahui apakah hati sudah rusak atau belum. Bila kadar enzim tersebut lebih tinggi dari normal, itu adalah tanda hati mulai rusak. Sewaktu berat penyakitnya, semakin tinggi kadar enzimnya.
Setelah membengkak, hati mencoba memperbaiki diri dengan membentuk bekas luka atau parut kecil. Parut ini disebut fibrosis, yang membuat hati menjadi keras dan lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyak parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut sirosis.
Bila kerusakan berulang dan terus menerus, maka daerah di hati yang rusak dapat menjadi menetap dan menjadi borok. Darah tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak. Hati mulai menciut dan menjadi keras. Umumnya penyakit Hepatitis C kronis biasanya akan menyebabkan kerusakan seperti ini, seperti juga bagi peminum khomr.
Karena sirosis bertambah parah, maka hati tidak dapat menyaring kotoran, racun dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi zat-zat pembeku darah untuk menghentikan pendarahan sehingga orang tersebut mudah terjadi perdarahan. Cairan tubuh akan terbentuk dan menumpuk pada perut dan kaki sehingga perut menjadi buncit dan kaki bengkak, dan biasanya fungsi mental menjadi lambat. Bila ini terjadi, harapan kesembuhan seolah jauh.
Karena hati mempunyai perana yang sangat penting, maka menghindari zat-zat beracun dalam tubuh mutlak diperlukan. Di samping itu, organ hati perlu ditingkatkan daya kerjanya dan diperbaiki bila ada kerusakan yang belum permanen dengan merangsang sel-sel hati. Bekam adalah suatu pengobatan dengan cara membantu hati mengeluarkan sampah-sampah metabolit (biasanya disebut darah kotor) sisa proses detoksifikasi, juga bekerja dengan cara merangsang sel-sel hati agar lebih aktif dan produktif dalam bekerja.
===
Sumber:
Tabloid Bekam Edisi 12/ Th III/ 2012
===
Jual Kurma Nabi asli Madinah
Minat beli Kurma ajwa?
Promo kurma ajwah asli Madinah
Hubungi Ary
sms 0857.7801.8878/ 0812.8964.7870
PIN BB 269C8299
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
liver, obat liver, penyakit liver, gejala liver, sakit liver, pengertian liver, ginjal, penyebab liver, obat penyakit liver, liver disakiti kurma beraksi
hepatitis, gejala hepatitis, pengobatan hepatitis, penyebab hepatitis, penularan hepatitis, pencegahan hepatitis, hepatitis b, askep hepatitis, hepatitis d
penyakit kuning, cara mengobati penyakit kuning, pengobatan penyakit kuning, pencegahan penyakit kuning, obat penyakit kuning, obat tradisional penyakit kuning, penyebab penyakit kuning, ciri-ciri penyakit kuning, gejala penyakit kuning
sirosis, pengertian sirosis, pengobatan sirosis, gejala sirosis hati, sirosis hepatis, obat sirosis, patofisiologi sirosis hepatis, askep sirosis, arti sirosis
ascites, ascites perut, ascites pdf, laporan pendahuluan ascites, mekanisme ascites, contoh ascites, askep ascites, proses terjadinya ascites, makalah ascites
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT