Skip to main content

Para makmum mengeraskan bacaan takbir "tambahan" (saat sholat) di belakang imam

Bab I

Kesalahan-kesalahan seputar dua hari raya

18. Para makmum mengeraskan bacaan takbir "tambahan" (39) (saat sholat) di belakang imam

Di antara para makmum ada yang mengeraskan bacaan takbir "tambahan" dalam sholat, di belakang imam. Yaitu saat imam mengatakan, "ALLOOHU Akbar", dengan suara yang keras. Para makmum pun membaca, "ALLOOHU Akbar", dengan suara keras pula. Hal ini adalah keliru. Di antara para makmum pun ada yang mengeraskan bacaan Takbirotul Ihrom dan takbir untuk berpindah gerakan dalam sholat lima waktu.

Semua ini adalah salah, karena yang benar adalah bahwa imam mengeraskan suara takbirnya dengan tujuan agar para makmum mendengar, sedangkan makmum, mereka tidak perlu mengeraskan suara takbir.

Asy-Syairozi rohimahuLLOOH berkata, "Dianjurkan bagi imam untuk mengeraskan bacaan takbir agar didengar oleh orang yang di belakangnya, sedangkan bagi selain imam dianjurkan untuk membacanya dengan sirr (tidak keras)." (40)

An-Nawawi rohimahuLLOOH berkata, "Adapun selain imam, maka hal yang sunnah adalah tidak mengeraskan suara dalam membaca takbir, sama saja apakah dia sebagai makmum ataupun saat sholat sendiri. Ukuran tidak mengeraskan bacaan adalah cukup untuk didengar oleh dirinya sendiri." (41)

Syaikh 'Abdulloh bin Jibrin rohimahuLLOOH berkata, "Tidak boleh seorang makmum mengeraskan suaranya dalam takbir di belakang imam, bahkan mengeraskan suara adalah dikhususkan untuk imam dengan tujuan untuk mengingatkan para makmum agar mengikutinya. Adapun mengeraskan suara takbir bagi para makmum hal itu merupakan bid'ah dan dapat mengganggu makmum lainnya." (42)

===

(39) Takbir tambahan: Takbir sebanyak tujuh kali atau lima kali pada sholat 'Id setelah Takbirotul Ihrom, -pent.

(40) Kitab al-Muhadzdzab, kitab ash-Sholaah, bab Shifatush Sholaah.

(41) Kitab al-Majmuu' 3/256/Muthi'i, cetakan Maktabah al-Irsyad, Jeddah.

(42) Kitab al-Bida' wal Muhdatsaat 511.

===

Maroji':
Kitab: al-Kalimaatun Naafi'ah fil Akhthoo-isy Syaa-i'ah: Khomsuun Khotho-an fii Sholaatil 'Iidain, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Baali, Penerbit: Dar Ibni Rojab, Cetakan II, 1424 H/ 2003 M, Judul terjemahan: 50 Kesalahan dalam Berhari Raya, Penerjemah: Mufti Hamdan, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir - Bogor, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog