Skip to main content

Hadits Adab Az Zifaf (70)

أَدَابُ الزِّفَافِ فِى السُّنَّةِ الْمُطَهَّرَةِ

Adaabuz Zifaafi fis Sunnatil Muthahharati.

Adab Az Zifaf.
Panduan Pernikahan Cara Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah.

Adab Menikah.

34. Hal-hal yang Disunnahkan bagi Orang yang Menghadiri Undangan Walimah.

Dari Miqdad bin Al Aswad, dia berkata, "Saya dan dua orang teman saya pernah datang kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Waktu itu kami merasa sangat lapar. Kami mendatangi orang-orang, namun tidak ada seorang pun yang menjamu kami. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengajak kami ke rumahnya. Beliau mempunyai empat ekor kambing betina. Beliau berkata kepada saya, 'Wahai Miqdad, bagilah susu ini menjadi empat bagian.' Aku bagi susu itu menjadi empat bagian. Masing-masing dari kami mendapatkan satu bagian. (Kami pun minum susu bagian kami dan menyimpan susu bagian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.)

Malam telah larut, namun Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam belum pulang juga. Dalam hati saya menduga Rasulullah datang ke seorang shahabat Anshar, lalu di sana beliau makan dan minum sampai kenyang. Barangkali tidak mengapa saya minum bagian beliau. Saya terus berpikiran begitu hingga akhirnya saya minum susu bagian beliau, kemudian saya tutup gelas wadah susu tadi. Selesai minum saya merasa gelisah dengan apa yang telah saya lakukan. Saya berpikir jangan-jangan nanti kalau Rasulullah pulang dalam keadaan lapar, beliau tidak mendapatkan apa-apa di sini. Kemudian saya selimuti tubuhku untuk tidur. (Saya memakai selimut dari wol yang tanggung, kalau saya tutup kepala maka kedua kaki saya akan terlihat, sebaliknya kalau saya tutup kedua kaki saya maka kepala saya akan terlihat), (Saya tidak bisa tidur), saya gelisah. (Kedua teman saya sudah tidur.)

Ketika saya dalam keadaan seperti itu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pulang. Beliau memberi salam sebatas bisa didengar oleh orang yang masih belum tidur sehingga tidak membangunkan orang yang tidur. (Kemudian beliau masuk ke masjid, lalu shalat). Selesai shalat beliau menghampiri gelas tadi, lalu membuka tutupnya, namun beliau tidak menemukan apa-apa. Beliau berkata,

اَللَّهُمَّ اَطْعِمْ مَنْ اَطْعَمَنِيْ وَاَسْقِ مَنْ اَسْقَانِيْ

Allaahumma ath'im man ath'amanii wa asqi man asqaanii

'Wahai Allah, berilah makan orang yang memberi saya makan; dan berilah minum orang yang memberi saya minum.'

Saya ingin mendapatkan berkah doa beliau itu. (Saya ambil selimut yang tadi saya pakai, lalu saya ikatkan di tubuh erat-erat). Saya mengambil golok yang cukup tajam, kemudian saya menuju ke tempat beberapa kambing. Saya pegang satu per satu untuk mengetahui mana yang paling gemuk, (untuk saya sembelih dan saya suguhkan kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam). Setiap kali saya pegang kambing-kambing itu ternyata teteknya penuh dengan air susu.

(Saya mengambil wadah milik keluarga Muhammad yang mungkin tidak biasa mereka gunakan untuk memerah susu.) Saya perah kambing-kambing itu, lalu saya penuhi gelas Rasulullah tadi, kemudian saya suguhkan susu tersebut kepada beliau. (Beliau bertanya, 'Bukankah tadi malam kalian telah meminum minuman kalian, wahai Miqdad?') Saya menjawab, 'Minumlah, wahai Rasulullah.' Beliau mengangkat kepalanya memandangku, kemudian berkata, 'Ini sebagian tindakan burukmu, ya Miqdad. Apa yang telah terjadi?' Saya menjawab, 'Minumlah, nanti saya ceritakan!' Beliau minum sampai kenyang, lalu memberikan kepadaku. Saya pun meminumnya.

Setelah mengetahui bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah kenyang dan doa beliau telah mengena pada saya, maka saya tertawa sampai wadah yang saya pegang terlempar ke tanah. Beliau bertanya lagi, 'Apa yang telah terjadi?' Saya pun menceritakan yang telah terjadi. Beliau berkata, 'Itu berkah yang turun dari langit. Mengapa engkau tadi tidak memberitahuku sehingga kita bisa memberi minum dua teman kita itu?' Saya menjawab, '(Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran), jika berkah telah mengena pada diriku dan dirimu, saya tidak peduli lagi siapa yang tidak mendapatkannya.'" (142)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

142. Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (VI/ 128-129), Ahmad (VI/ 2-5). Lafal di atas adalah yang dia riwayatkan. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad (I/ 183-184). Sebagian lafal hadits ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi (III/ 394). Dia menilai hadits shahih. Al Harabi meriwayatkan hadits ini dalam kitab Al Gharib (V/ 189/ 1).

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: (أَدَابُ الزِّفَافِ فِى السُّنَّةِ الْمُطَهَّرَةِ) Adaabuz Zifaafi fis Sunnatil Muthahharati, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, Penerbit: Dar As Salam, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1423 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Adab Az Zifaf, Panduan Pernikahan Cara Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: Abu Shafiya, Editor: Abu Hanief, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Muharram 1425 H/ Maret 2004 M, Cetakan Ketiga.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog