Skip to main content

Hadits Adab Az Zifaf (5)

أَدَابُ الزِّفَافِ فِى السُّنَّةِ الْمُطَهَّرَةِ

Adaabuz Zifaafi fis Sunnatil Muthahharati.

Adab Az Zifaf.
Panduan Pernikahan Cara Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah.

Adab Menikah.

3. Shalat Dua Raka'at.

Dari Syaqiq, ia berkata,

Pernah ada seseorang bernama Abu Hariz datang dan berkata, "Saya menikah dengan seorang gadis, tetapi saya takut dia akan membenciku. 'Abdullah (maksudnya Ibnu Mas'ud) lalu menasihatiku, 'Sesungguhnya kerukunan itu datangnya dari Allah, sedangkan kebencian itu datangnya dari setan yang ingin menjadikan kamu membenci apa yang telah dihalalkan oleh Allah. Oleh karena itu, bila istrimu datang kepadamu suruhlah dia shalat dua raka'at di belakangmu.'"

Dalam riwayat lain dari Ibnu Mas'ud juga disebutkan bahwa dia berkata, "Kemudian berdoalah,

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ, وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ, اَللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَاجَمَعْتَ بِخَيْرٍ, وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ.

Allaahumma baarik lii fii ahlii, wa baarik lahum fiyya, allaahummajma' bainanaa maa jama'ta bikhairin, wa farriq bainanaa idzaa farraqta ila khairin.

'Wahai Allah, satukanlah kami bila hendak Engkau persatukan dalam kebaikan, dan pisahkanlah kami bila hendak Engkau pisahkan dalam kebaikan.'" (52)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

52. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abu Syaibah dalam Al Mushannaf (Juz VII lembar ke-50 muka 1 dan Juz XII lembar ke-43 muka 2) dan 'Abdurrazzaq dalam kitab Al Mushannafnya (VI: 191/ 10460-10461). Sanad hadits ini shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabarani (III/ 21/ 2) dengan dua sanad yang shahih. Tambahan lafal di atas adalah yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkannya. Dia juga meriwayatkan hadits ini dalam kitabnya Al Ausath sebagaimana dalam kitab gabungan antara kitab Al Ausath dan Ash Shaghir (II/ 166) melalui jalur Al Hasan bin Waqid dari Atha' bin As Sa-ib dari Abu 'Abdurrahman As Sulami dari 'Abdullah bin Mas'ud, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,

"Bila pengantin wanita masuk menemui pengantin laki-laki, hendaklah yang laki-laki segera berdiri dan yang wanita berdiri pula di belakangnya, lalu keduanya shalat berjama'ah dua raka'at. Yang laki-laki kemudian berdoa,

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ وَبَارِكْ لِأَهْلِيْ فِيَّ,اَللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ مِنِّيْ, وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْ, اَللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَاجَمَعْتَ بِخَيْرٍ, وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ.

Allaahumma baarik lii fii ahlii wa baarik li-ahlii fiyya, allaahummar zuqhum minnii, war zuqnii minhum, allaahummajma' bainanaa maa jama'ta bikhairin, wa farriq bainanaa idzaa farraqta ila khairin.

'Wahai Allah, berkahilah istriku untukku dan berkahilah aku untuk istriku. Wahai Allah, berikanlah rezeki kepada mereka dengan lantaran aku dan berilah aku rezeki dengan lantaran mereka. Wahai Allah, satukanlah kami bila hendak Engkau persatukan dalam kebaikan, dan pisahkanlah kami bila hendak Engkau pisahkan dalam kebaikan.'"

Ath Thabarani berkata, "Tidak ada meriwayatkan dari Atha' kecuali Al Hasan." Saya berkata: Maksudnya, yang meriwayatkan secara marfu'. Atha' bin As Sa-ib mengalami kekacauan hafalan. Akan tetapi, ada periwayat lain yang meriwayatkan hadits serupa itu dari Atha' secara mauquf, yaitu Hammad bin Zaid, dan hadits inilah yang benar karena Hammad bin Zaid meriwayatkan hadits tersebut sebelum Atha' mengalami kekacauan hafalan. Oleh karena itu, hadits inilah yang saya cantumkan dalam kitab ini, dan ini merupakan hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud.

Saya kemudian menemukan jalur periwayatan lain hadits tersebut dari Ibnu Mas'ud juga yang diriwayatkan oleh Ats Tsaqafi. Lihatlah di kitab Al Mu'jam hadits-hadits dengan lafal (إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ...).

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Asakir (VII: 209/ 1-2) dari Salman dan dari Ibnu 'Abbas. Hadits ini juga diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaq (VI/ 192) dari Ibnu Juraij, ia berkata: Saya pernah dikabari bahwa Salman Al Farisi menikahi seorang perempuan. Tatkala hendak memasuki kamar istrinya dia berdiri di depan pintu, karena ternyata rumahnya dipasang tirai penutup. Salman berteriak, "Hai, rumah kalian ini terkena demam atau Ka'bah telah pindah ke Kandah? Sungguh, saya tidak akan masuk kamar ini kalau tirai-tirai penutupnya tidak kalian lepas!" Tatkala tirai penutup kamar itu telah mereka buka, Salman pun masuk, kemudian ia menemui istrinya. Ia letakkan tangannya di kepala istrinya seraya berkata, "Apakah engkau mau selalu menaati aku?" Istrinya menjawab, "Engkau telah menikahi orang yang selalu siap taat." Salman kemudian berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah berkata kepada saya, 'Jika suatu hari kamu menikah maka pertama kali yang harus ditegakkan bersama adalah taat kepada Allah.' Oleh karena itu, bangkitlah wahai istriku. Mari kita shalat! Jika kamu mendengar aku berdoa maka aminilah." Keduanya pun shalat dua raka'at. Sang istri mengamini doa suaminya. Salman menginap di rumah istrinya itu. Pagi harinya para shahabatnya datang. Salah seorang dari mereka mendekat, lalu bertanya, "Bagaimana kamu mendatangi istrimu?" Salman berpaling, enggan menjawab. Kemudian datang orang kedua dan ketiga (menanyakan hal yang sama). Melihat hal yang tidak berkenan di hatinya ini, Salman pun menghadapkan wajahnya kepada para shahabatnya itu seraya berkata, "Semoga Allah memberi rahmat kepada kalian. Buat apa kalian bertanya tentang sesuatu yang dibatas oleh dinding, tirai, dan tabir? Cukuplah seseorang itu bertanya tentang hal yang tampak saja. Kemudian sesuka yang ditanya apakah mau menjawab atau tidak."

Dalam sanad hadits ini ada keterputusan sanad.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: (أَدَابُ الزِّفَافِ فِى السُّنَّةِ الْمُطَهَّرَةِ) Adaabuz Zifaafi fis Sunnatil Muthahharati, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, Penerbit: Dar As Salam, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1423 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Adab Az Zifaf, Panduan Pernikahan Cara Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: Abu Shafiya, Editor: Abu Hanief, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Muharram 1425 H/ Maret 2004 M, Cetakan Ketiga.

===

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog