Skip to main content

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (11): Fenomena minta dido'akan

Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i)

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (11)

Fenomena minta dido'akan

Dan yang dimaksud di sini bahwa Allah tidak akan memerintahkan seorang makhluk pun untuk meminta kepada makhluk yang lain kecuali pada perkara yang di dalamnya ada maslahah bagi hamba tersebut, baik perkara yang wajib atau mustahab. Karena sesungguhnya Allah tidak menuntut dari seorang hamba kecuali untuk melakukan perintah wajib atau mustahab, lalu bagaimana mungkin Dia memerintahkan hamba-Nya untuk memohon dari-Nya selain perkara yang mengandung kemaslahatan?! Bahkan Allah mengharamkan atas seorang hamba untuk meminta kepada yang lainnya sesuatu yang ia mampu kecuali karena terpaksa, dan apabila tujuannya agar tercapainya maslahat bagi yang diperintah atau agar tercapai maslahatnya diri sendiri dan juga maslahat orang yang diperintah, maka dia diberi pahala atas tujuan ini. Namun apabila tujuannya adalah untuk tercapainya keinginannya sendiri tanpa tujuan untuk memberikan manfaat kepada orang yang diperintah (untuk mendo'akan dirinya) maka berarti hal ini sesuatu yang datang dari dirinya sendiri.

Permintaan seperti ini (yang tujuannya hanya untuk tercapainya keinginannya sendiri tanpa tujuan untuk memberikan manfaat kepada orang yang diperintah) sama sekali tidak Allah perintahkan, bahkan Allah melarangnya. Karena permintaan ini murni bagi seorang makhluk tanpa dia bertujuan untuk memperoleh kemanfaatan, tidak pula kemaslahatan. Sedangkan Allah memerintahkan kita untuk langsung meminta kepada-Nya dan berharap hanya kepada-Nya dan Dia juga memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada para hamba-Nya.

Sedangkan apabila dia tidak memaksudkan apa-apa (dalam permintaannya itu) dan dia tidak menaruh harapan sama sekali kepada Allah dan tidak mau berdo'a kepada-Nya ketika dia shalat atau dia tidak berniat berbuat ihsan (kebaikan) kepada orang lain ketika dia melakukan 'ibadah zakat, meski terkadang seorang hamba tidak berdosa dengan sebab permintaan yang seperti ini, namun bedakanlah antara perkara yang diperintahkan kepada seorang hamba dan yang sekedar diizinkan baginya. Tidaklah engkau tahu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits "70 ribu orang-orang yang masuk Surga tanpa hisab, di antaranya orang-orang yang tidak minta untuk diruqyah"?!

Meski meminta untuk diruqyah itu sebenarnya diperbolehkan. Dan pembahasan ini telah kami jelaskan panjang lebar di tempat yang lain.

Bersambung...

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: al-Wasithah baina al-Haq wal Khalq, Penulis: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, Penerbit: Riaasah Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta', Cetakan I, Tahun 1419 H. Judul terjemahan: Perantara antara Allah dan makhluk-Nya - Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i), Penerjemah: Hikmatur Rahmah, Penerbit: Pustaka al-Haura' Jogjakarta - Indonesia, Cetakan I, Shafar 1425 H/ Maret 2005 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog