Skip to main content

Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan maulid Nabi? Para 'ulama Ahlus Sunnah tidak melarang kaum muslimin untuk beribadah kepada Allah, akan tetapi para 'ulama Ahlus Sunnah melarang kaum muslimin dari perbuatan bid'ah dalam agama (11)

Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?

Para 'ulama Ahlus Sunnah tidak melarang kaum muslimin untuk beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, akan tetapi para 'ulama Ahlus Sunnah melarang kaum muslimin dari perbuatan bid'ah dalam agama (11)

Ke-3: Imam an-Nawawi rahimahullaah.

Imam an-Nawawi telah berfatwa di dalam kitab kumpulan Fatwa-fatwanya yang berjudul Fatawa al-Imam an-Nawawi atau yang biasa disebut: al-Masaa-il al-Mantsurah halaman 40:

(Shalat Raghaa-ib) itu adalah sebuah perbuatan bid'ah yang jelek dan munkar serta seburuk-buruk kemungkaran, yang mengandung banyak sekali perbuatan yang munkar. Maka wajib untuk ditinggalkan, dan wajib juga bagi kaum Muslimin untuk tidak memperhatikannya, sebagaimana juga wajib bagi kaum Muslimin untuk mengingkari setiap orang yang mengerjakannya. Dan para penguasa kaum Muslimin juga wajib untuk melarang orang-orang yang mengamalkannya -mudah-mudahan Allah membantu mereka dalam hal ini-, karena sesungguhnya para penguasa itu adalah pemimpin bagi kaum Muslimin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya (di hadapan Allah kelak).

Dan banyak dari para 'ulama yang telah menulis kitab-kitab khusus untuk mengadakan pengingkaran dan pencelaan terhadap perbuatan bid'ah ini, dan mereka juga mencap bodoh orang-orang yang melaksanakannya. Dan janganlah kamu tertipu dengan banyaknya orang yang melakukannya di berbagai negeri Islam, dan jangan pula kamu tertipu dalam hal ini hanya lantaran bid'ah ini telah disebutkan di dalam kitab Qutul Qulub dan kitab Ihya 'Ulumuddin dan selain kedua kitab tersebut. Karena walaupun demikian, tetap saja hal itu adalah perbuatan bid'ah yang bathil, dan telah sah sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang berbunyi: "Barangsiapa yang mengadakan suatu perkara yang baru dalam urusan kami yang tidak bersumber dari (ajaran) kami, maka perkara tersebut pasti tertolak"...dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah memerintahkan kita untuk kembali kepada Kitab-Nya (yakni al-Qur-an) saat terjadi perselisihan di antara kaum Muslimin, dimana Allah berfirman, "Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur-an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian." (Qur-an Surat an-Nisa'(4): ayat 59), dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak memerintahkan kita untuk mengikuti orang-orang jahil (bodoh), dan tidak juga memerintahkan untuk mengikuti ketergelinciran para 'ulama yang tersalah dalam hal ini, wallaahu a'lam.

Bersambung...

===

Maraji'/ Sumber:
Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog