Skip to main content

Isra' dan Mi'raj: Apakah perayaan Isra' Mi'raj bid'ah? (2)

Mabhats

Apakah perayaan Isra' Mi'raj bid'ah? (2)

Hukum memperingati Isra' dan Mi'raj

Mungkinkah Islam sebagai agama yang sempurna telah mensyari'atkan sesuatu yang belum jelas ketentuan waktunya? Cukuplah hal ini sebagai indikator kuat mengenai bid'ahnya perayaan Isra' dan Mi'raj yang banyak diperingati oleh kaum Muslimin. Apalagi telah diketahui, bahwa para 'Ulama Salaf telah sepakat (konsensus) mengadakan perayaan yang dilakukan secara berulang-ulang (musim) yang tidak ada syari'atnya termasuk bid'ah dan dilarang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

"Hati-hatilah dari hal yang baru, karena setiap yang baru itu bid'ah dan setiap kebid'ahan itu sesat."
(Riwayat Imam at-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah)

"Barangsiapa yang membuat-buat dalam perkaraku (agamaku) ini, sesuatu yang bukan darinya maka dia tertolak."
(Riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim)

"Barangsiapa yang beramal satu 'amalan yang tidak ada perintahku padanya, maka dia tertolak."
(Riwayat Imam Muslim)

Peringatan Isra' dan Mi'raj termasuk perkara baru yang tidak pernah dilakukan para shahabat radhiyallaahu 'anhum dan tabi'in maupun orang-orang yang setelah mereka dari para salaf ummat ini, padahal mereka merupakan orang yang paling semangat mencari dan mengamalkan kebaikan dan 'amal shalih. (6)

Pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, ketika berbicara tentang keutamaan malam Isra' dan Mi'raj dan Lailatul Qadar, beliau berkata, "Dan tidak seorangpun dari kaum Muslimin mengetahui, bahwa malam Isra' dan Mi'raj memiliki keutamaan (atas selainnya), apalagi dengan malam qadar. Demikian juga (tidak diketahui), bahwa para Shahabat radhiyallaahu 'anhum dan orang (yang mengikutinya dengan baik) berniat mengkhususkan sesuatu pada malam Isra' dan Mi'raj, tidak juga mereka mengingatnya. Sehingga tidak diketahui kapan malam tersebut terjadi; walaupun peristiwa Isra' merupakan keutamaan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang besar. Demikianlah, tidak disyari'atkan pengkhususan malam tersebut dan tidak juga tempatnya dengan satu 'ibadah syar'i. Bahkan gua hira, tempat pertama kali turun wahyu dan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersendirian di sana (sebelum kenabian) selama berada di Makkah. Tidak pula mengkhususkan dari turunnya wahyu dengan 'ibadah atau lainnya. Tidak pula mengkhususkan tempat pertama kali turun wahyu dengan sesuatu. Maka barangsiapa mengkhususkan tempat dan zaman yang diinginkan dengan 'ibadah karena hal tersebut dan yang semisalnya, maka dia termasuk ahli kitab yang telah menjadikan hari kelahiran 'Isa 'alaihis salaam musin dan 'ibadah seperti hari natal." (7)

Untuk lebih jelasnya kami ketengahkan fatwa sebagian 'Ulama tentang hukum perayaan ini:

1. An-Nahaas rahimahullaah (8) berkata, "Perayaan malam Isra' dan Mi'raj merupakan kebid'ahan besar dalam agama, dan kebid'ahan yang dibuat-buat oleh teman-temannya syaithan." (9)

2. Ibnul Haaj (10) berkata, "Di antara kebid'ahan yang mereka buat pada bulan Rajab ialah malam dua puluh tujuh yang merupakan malam Isra' dan Mi'raj." (11)

3. Fatwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim 'Ali asy-Syaikh rahimahullaah (12) dalam menjawab undangan yang diterima dari Rabithah Alam Islami untuk menghadiri salah satu peringatan Isra' dan Mi'raj; setelah ditanya tentang hal itu, beliau menjawab, "Seperti ini tidak disyari'atkan, dengan dasar al-Qur-an, as-Sunnah, istishhab dan akal."

Bersambung...

===

(6) Lihat kitab al-Bida' al-Hauliyah halaman 274.

(7) Dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma'ad 1/58-59.

(8) Beliau bernama Abu Zakariya Ahmad bin Ibrahim bin Muhammad ad-Dimasyqi, dikenal dengan Ibnu Nahaas, seorang 'Ulama besar yang meninggal dalam perang menghadapi Perancis tahun 814 H.

(9) Lihat kitab al-Bida' al-Hauliyah halamn 279.

(10) Beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin al-Haaj, Abu 'Abdillah al-Abdari al-Faasi, meninggal tahun 737 H.

(11) Lihat kitab al-Bida' al-Hauliyah halaman 275, menukil dari kitab al-Madkhal 1/294.

(12) Beliau bernama Muhammad bin Ibrahim bin 'Abdil Lathif bin 'Abdirrahman bin Hasan bin Muhammad bin 'Abdil Wahaab. Dilahirkan di Riyadh tahun 1311 H dan meninggal di bulan Ramadhan 1398 H. Beliau pernah menjabat sebagai ketua Rabithah Alam Islami, Rektor Jami'ah Islamiyah dan Mufti Agung Kerajaan Saudi Arabia sebelum Syaikh Ibnu Baaz rahimahullaah.

===

Maraji'/ Sumber:
Majalah as-Sunnah, Upaya menghidupkan sunnah, Edisi 06/ Tahun VI/ 1423-2002 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog