Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (8)
Kedudukan perintah mendo'akan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
Dari sini kita tahu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah meminta dari ummat beliau agar mereka mendo'akan untuk beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, (memohon al-Wasilah kepada Allah untuk diberikan kepada beliau sebagaimana dalam hadits, -pent). Namun hal ini bukan dari bab beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminta-minta kepada ummatnya (bukan hal ini yang jadi sisi pandang kita, -pent). Akan tetapi perintah beliau kepada ummatnya ini, yaitu agar mereka mendo'akan beliau, setara dengan perintah beliau kepada ummat ini untuk melaksanakan seluruh 'amalan keta'atan yang mereka diberi pahala dengan sebab melaksanakannya. Dan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam akan memperoleh pahala seperti pahala-pahala mereka (ummat beliau) dalam setiap yang mereka 'amalkan, karena telah datang (hadits) yang shahih dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau bersabda:
"Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka dia akan memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan maka dia akan mendapat dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun."
(Hadits Riwayat Imam Muslim)
Sedangkan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adalah penyeru ummat seluruhnya kepada petunjuk, maka beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam akan memperoleh pahala-pahala mereka pada setiap perkara yang mereka ikuti dari petunjuk Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Demikian pula apabila mereka mengucapkan shalawat atas Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam maka sesungguhnya Allah akan melimpahkan shalawat kepada mereka (yang bershalawat tersebut, -pent) sepuluh kali lipat. Dan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam akan memperoleh semisal dengan pahala-pahala mereka bersamaan dengan do'a mereka untuk beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang Allah kabulkan. Do'a yang mereka panjatkan telah ada bagian pahala tersendiri dari Allah bagi mereka dan jadilah segala pahala yang diperoleh adalah sebagai nikmat yang Allah limpahkan atas pelakunya.
Dan telah tsabit (hadits) dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam kitab ash-Shahih, bahwa beliau bersabda:
"Tidak ada seorang hamba Muslimpun yang berdo'a suatu do'a kebaikan untuk saudaranya dalam keadaan dia (saudaranya tersebut) tidak mengetahui, kecuali Allah akan menugaskan seorang Malaikat setiap kali dia berdo'a kebaikan untuk saudaranya, Malaikat yang ditugasi tersebut berkata: 'Aamiiiin (Ya Allah kabulkanlah) dan engkau akan mendapatkan kebaikan yang seperti itu pula'."
(Hadits Riwayat Imam Muslim)
Dan dalam hadits yang lain:
"Do'a yang paling cepat terkabulkan adalah do'a orang yang ghaib kepada orang yang ghaib (yang dido'akan tidak mengetahui bahwa dia sedang dido'akan oleh orang lain, -pent)." (6)
Maka mendo'akan kebaikan untuk orang lain akan bermanfaat bagi yang berdo'a dan bagi yang dido'akan, meskipun yang berdo'a kedudukannya di bawah orang yang dia do'akan.
Bersambung...
===
(6) Di dalamnya terdapat 'Abdurrahman bin Ziyad al-Afriifi, dan dia lemah.
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: al-Wasithah baina al-Haq wal Khalq, Penulis: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, Penerbit: Riaasah Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta', Cetakan I, Tahun 1419 H. Judul terjemahan: Perantara antara Allah dan makhluk-Nya - Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i), Penerjemah: Hikmatur Rahmah, Penerbit: Pustaka al-Haura' Jogjakarta - Indonesia, Cetakan I, Shafar 1425 H/ Maret 2005 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT