Skip to main content

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (2): Para Rasul tidak dapat memberikan manfaat

Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i)

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (2)

Para Rasul tidak dapat memberikan manfaat.

Namun jika dia memaksudkan dengan wasithah (perantara) adalah wasithah (perantara) dalam memperoleh manfaat dan mencegah madharat, seperti adanya wasithah (perantara) dalam memperoleh rizki hamba dan menolong mereka dan memberi petunjuk kepada mereka yang mereka minta kepadanya dan kembali memohon kepadanya, maka hal ini adalah sebesar-besar kesyirikan, yang mana dengan sebab itulah Allah mengkafirkan orang-orang musyrik yang telah menjadikan selain Allah sebagai wali-wali dan pemberi syafa'at yang dianggap dapat memberikan manfaat dan menolak madharat. Karena syafa'at hanya bagi orang yang Allah beri izin untuk mendapatkan syafa'at. Allah berfirman:

"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia beristawa di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
(Qur-an Surat as-Sajdah: ayat 4)

"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Rabbnya (pada hari Kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'at pun selain daripada Allah."
(Qur-an Surat al-An'am: ayat 51)

"Katakanlah: 'Panggillah mereka yang kamu anggap (Rabb) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya.' Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya; sesungguhnya adzab Rabbmu adalah suatu yang (harus) ditakuti."
(Qur-an Surat al-Isra': ayat 56-57)

"Katakanlah: 'Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai Rabb) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.' Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu."
(Qur-an Surat Saba': ayat 22-23)

Sekelompok dari 'ulama Salaf mengatakan:

Beberapa kaum menyeru al-Masih ('Isa 'alaihis salaam), Uzair, dan para Malaikat, maka Allah menjelaskan bahwa para Malaikat dan para Nabi tidak mampu menghindarkan madharat dari mereka dan tidak pula mampu menggantinya. Bahkan mereka mendekatkan diri mereka kepada Allah, mengharapkan rahmat-Nya dan takut terhadap adzab-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: 'Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.' Akan tetapi (dia berkata): 'Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.' Dan (tidak wajar baginya) menyuruhmu menjadikan Malaikat dan para Nabi sebagai Rabb. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?"
(Qur-an Surat Ali 'Imran: ayat 79-80)

Maka Allah menjelaskan bahwa menjadikan para Malaikat dan para Nabi sebagai Rabb-rabb adalah kekafiran. Maka barangsiapa menjadikan para Malaikat dan para Nabi sebagai wasithah (perantara) yang mereka seru, bertawakkal kepada mereka, memohon manfaat kepada mereka dan menolak madharat seperti memohon ampunan dosa, hidayah hati, dilepaskan dari berbagai kesusahan dan kesempitan, maka dia kafir dengan ijma' kaum Muslimin. Allah berfirman:

"Dan mereka berkata: 'Rabb Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.' Maha Suci Allah. Sebenarnya (Malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahuluinya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (Malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa di antara mereka mengatakan: 'Sesungguhnya aku adalah Rabb selain daripada Allah,' maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zhalim."
(Qur-an Surat al-Anbiya': ayat 26-29)

"Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) Malaikat-malaikat terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya."
(Qur-an Surat an-Nisa': ayat 172)

"Dan mereka berkata: 'Rabb Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.' Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Rabb Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Rabb Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Kiamat dengan sendiri-sendiri."
(Qur-an Surat Maryam: ayat 88-95)

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: 'Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah.' Katakanlah: 'Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?' Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)."
(Qur-an Surat Yunus: ayat 18)

"Dan berapa banyaknya Malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(-Nya)."
(Qur-an Surat an-Najm: ayat 26)

"Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya."
(Qur-an Surat al-Baqarah: ayat 255)

"Jika Allah menimpakan sesuatu kemadharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya."
(Qur-an Surat Yunus: ayat 107)

"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu."
(Qur-an Surat Fathir: ayat 2)

"Katakanlah: 'Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemadharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemadharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?' Katakanlah: 'Cukuplah Allah bagiku.' Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri."
(Qur-an Surat az-Zumar: ayat 38)

Bersambung...

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: al-Wasithah baina al-Haq wal Khalq, Penulis: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, Penerbit: Riaasah Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta', Cetakan I, Tahun 1419 H. Judul terjemahan: Perantara antara Allah dan makhluk-Nya - Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i), Penerjemah: Hikmatur Rahmah, Penerbit: Pustaka al-Haura' Jogjakarta - Indonesia, Cetakan I, Shafar 1425 H/ Maret 2005 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT