Skip to main content

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (5): Perbedaan antara syafa'at yang batil dan yang benar

Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i)

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (5)

Perbedaan antara syafa'at yang batil dan yang benar

Allah Jalla Jalaaluh berfirman:

"Katakanlah: 'Panggillah mereka yang kamu anggap (rabb) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya.' Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya; sesungguhnya adzab Rabbmu adalah suatu yang (harus) ditakuti."
(Qur-an Surat al-Isra': ayat 56-57)

Di sini Allah mengabarkan bahwa siapa saja yang diseru selain Dia tidak mampu menghindarkan bahaya dan tidak pula merubahnya, bahkan mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut terhadap adzab-Nya, juga mendekatkan diri kepada Allah. Allah Jalla Jalaaluh telah meniadakan syafa'at bagi Malaikat dan para Nabi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dan syafa'at itu juga berupa do'a (permintaan kepada Allah), dan tidak diragukan lagi bahwa do'a seseorang untuk orang lain (seseorang mendo'akan orang lain) itu akan memberikan manfaat, lebih-lebih Allah telah memerintahkan hal tersebut.

Akan tetapi orang yang memohon berupa permohonan untuk memberi syafa'at tidak punya hak untuk memberikan syafa'at tersebut kecuali dengan izin Allah. Maka tidak ada yang dapat memberikan syafa'at dengan syafa'at yang Dia melarangnya, seperti memberi syafa'at (pembelaan) kepada orang-orang musyrik dan memohonkan ampunan kepada mereka. Allah berfirman:

"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni Neraka Jahannam. Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya."
(Qur-an Surat at-Taubah: ayat 113-114)

Dan Allah juga berfirman berkaitan dengan haknya orang-orang munafik:

"Sama saja bagi mereka, kamu memintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka."
(Qur-an Surat al-Munafiqun: ayat 6)

Dan telah tsabit dalam kitab ash-Shahih bahwa Allah melarang Nabi-Nya untuk memohonkan ampunan bagi orang-orang musyrik dan orang-orang munafik dan Allah mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengampuni mereka sebagaimana dalam firman-Nya:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya."
(Qur-an Surat an-Nisaa': ayat 48)

"Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik."
(Qur-an Surat at-Taubah: ayat 84)

Dan sungguh Allah telah berfirman:

"Berdo'alah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
(Qur-an Surat al-A'raaf: ayat 55)

Dalam ayat di atas Allah menjelaskan bahwa Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas, maksudnya adalah melampaui batas dalam masalah do'a. Dan termasuk melampaui batas dalam masalah do'a adalah jika seorang hamba memohon kepada Allah sesuatu yang tidak mungkin Allah akan melakukannya, seperti seseorang memohon kepada-Nya diberi kedudukan (sebagaimana kedudukannya) Nabi padahal dia bukan termasuk mereka atau memintakan ampunan bagi orang-orang musyrik dan yang semisalnya, atau memohon kepada Allah sesuatu yang di dalamnya terdapat maksiat kepada-Nya seperti menolong perbuatan kufur, fasik dan maksiat.

Maka orang yang dapat memberi syafa'at adalah orang yang Allah izinkan untuk memberi syafa'at dan syafa'atnya berupa do'a yang tidak ada padanya permusuhan dan seandainya salah seorang di antara mereka berdo'a dengan sesuatu yang tidak benar, maka tentu dia (pemberi syafa'at yang diterima) tidak akan menyetujuinya, karena sesungguhnya mereka terjaga dari kesalahan yang seperti itu, sebagaimana perkataan Nuh 'alaihis salaam:

"Sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya."
(Qur-an Surat Huud: ayat 45)

Allah Jalla Jalaaluh berfirman:

"Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.' Nuh berkata: 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."
(Qur-an Surat Huud: ayat 46-47)

Dan setiap orang yang berdo'a yang memohon syafa'at kepada Allah Jalla Jalaaluh, tidak akan terkabulkan (do'a dan permohonan syafa'atnya) tersebut kecuali dengan ketetapan, takdir dan kehendak Allah, karena Dialah Dzat Yang Maha Mengabulkan do'a dan menerima syafa'at dan Dia pula yang menciptakan sebab dan akibat, sedangkan do'a termasuk sebab yang telah Allah Jalla Jalaaluh taqdirkan (seseorang untuk berdo'a, -pent).

Bersambung...

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: al-Wasithah baina al-Haq wal Khalq, Penulis: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, Penerbit: Riaasah Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta', Cetakan I, Tahun 1419 H. Judul terjemahan: Perantara antara Allah dan makhluk-Nya - Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i), Penerjemah: Hikmatur Rahmah, Penerbit: Pustaka al-Haura' Jogjakarta - Indonesia, Cetakan I, Shafar 1425 H/ Maret 2005 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog