Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i)
Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (6)
Kedudukan sebab
Dengan demikian (lanjutan dari pembahasan sebelumnya, -pent) maka condong kepada sebab-sebab adalah termasuk kesyirikan (4) dalam tauhid.
Dan menghilangkan sebab (meremehkannya) untuk menjadi sebab menunjukkan kurangnya akal dan meninggalkan sebab sama sekali adalah tercela dalam syari'at (5). Bahkan seorang hamba haruslah tawakkalnya, do'anya, permohonannya dan harapannya hanya kepada Allah Jalla Jalaaluh. Kemudian Allah-lah yang mentaqdirkan sebab-sebab tersebut seperti do'a makhluk dan 'amalan mereka yang lainnya sesuai dengan yang Dia kehendaki.
Bersambung...
===
(4) Hal itu jika ia meyakini bahwa sebab-sebab ini dapat memberi pengaruh dengan senirinya tanpa melihat pada Dzat yang menjadikan sebab tersebut yaitu Allah Jalla Jalaaluh.
(5) Wajib atas seorang mukmin untuk mengambil sebab-sebab yang disyari'atkan dan bertawakkal kepada Allah, karena sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada seorang laki-laki, "Ikatlah unta tersebut dan bertawakkallah." (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi)
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: al-Wasithah baina al-Haq wal Khalq, Penulis: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, Penerbit: Riaasah Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta', Cetakan I, Tahun 1419 H. Judul terjemahan: Perantara antara Allah dan makhluk-Nya - Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i), Penerjemah: Hikmatur Rahmah, Penerbit: Pustaka al-Haura' Jogjakarta - Indonesia, Cetakan I, Shafar 1425 H/ Maret 2005 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (6)
Kedudukan sebab
Dengan demikian (lanjutan dari pembahasan sebelumnya, -pent) maka condong kepada sebab-sebab adalah termasuk kesyirikan (4) dalam tauhid.
Dan menghilangkan sebab (meremehkannya) untuk menjadi sebab menunjukkan kurangnya akal dan meninggalkan sebab sama sekali adalah tercela dalam syari'at (5). Bahkan seorang hamba haruslah tawakkalnya, do'anya, permohonannya dan harapannya hanya kepada Allah Jalla Jalaaluh. Kemudian Allah-lah yang mentaqdirkan sebab-sebab tersebut seperti do'a makhluk dan 'amalan mereka yang lainnya sesuai dengan yang Dia kehendaki.
Bersambung...
===
(4) Hal itu jika ia meyakini bahwa sebab-sebab ini dapat memberi pengaruh dengan senirinya tanpa melihat pada Dzat yang menjadikan sebab tersebut yaitu Allah Jalla Jalaaluh.
(5) Wajib atas seorang mukmin untuk mengambil sebab-sebab yang disyari'atkan dan bertawakkal kepada Allah, karena sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada seorang laki-laki, "Ikatlah unta tersebut dan bertawakkallah." (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi)
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: al-Wasithah baina al-Haq wal Khalq, Penulis: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, Penerbit: Riaasah Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta', Cetakan I, Tahun 1419 H. Judul terjemahan: Perantara antara Allah dan makhluk-Nya - Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i), Penerjemah: Hikmatur Rahmah, Penerbit: Pustaka al-Haura' Jogjakarta - Indonesia, Cetakan I, Shafar 1425 H/ Maret 2005 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT