Skip to main content

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (14): Rasulullah merealisasikan tauhid

Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i)

Perantara antara Allah dan makhluk-Nya (14)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam merealisasikan tauhid.

Nabi kita Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sangat menekankan tauhid ini terhadap ummat beliau dan berusaha mencegah dari mereka segala bentuk kesyirikan. Hal itu karena tauhid inilah perwujudan ucapan kita (Arab) karena sesungguhnya al-Ilah (sesembahan) adalah sesuatu yang disembah oleh hati dengan menundukkan kesempurnaan mahabbah, ta'zhim, memuliakan, berharap dan takut. Karenanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sampai bersabda,

"Janganlah kalian mengatakan, 'Ini adalah apa yang Allah kehendaki dan yang dikehendaki Muhammad,' akan tetapi katakanlah oleh kalian, 'Ini adalah apa yang Allah kehendaki kemudian yang dikehendaki Muhammad'."
(Shahih, riwayat Imam Ahmad dan selainnya)

Dan berkata seseorang kepada beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Ini adalah apa yang Allah kehendaki dan yang engkau kehendaki." Kemudian beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Apakah engkau menjadikan aku sekutu bagi Allah?! Katakanlah:

"Ini adalah yang dikehendaki oleh Allah semata."
(Hadits Riwayat Imam an-Nasa-i dengan sanad yang hasan)

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda:

"Barangsiapa hendak bersumpah, maka hendaklah ia bersumpah atas nama Allah atau diam!"
(Muttafaq 'alaih)

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda:

"Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka sungguh dia telah berbuat syirik."
(Shahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad)

Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma:

"Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah, dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah. Telah kering pena (catatan takdir telah ditetapkan, -pent) dengan segala apa yang engkau temui. Maka seandainya seluruh makhluk mengerahkan segala upaya untuk memberikan manfaat kepadamu maka mereka tak akan mampu untuk memberikan manfaat kecuali dengan sesuatu (kebaikan) yang telah Allah tetapkan bagimu. Dan seandainya mereka berupaya menimpakan madharat kepadamu, niscaya mereka tidak akan mampu menimpakan madharat kepadamu kecuali dengan sesuatu (keburukan) yang telah Dia tetapkan menimpamu."
(Hadits Riwayat Imam at-Tirmidzi, dan dia berkata, "hadits hasan shahih")

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda,

"Janganlah kalian terlalu memuji aku sebagaimana orang-orang nashrani keterlaluan memuji Ibnu Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, '(Muhammad itu) hamba Allah dan Rasul-Nya'."
(Hadits Riwayat Imam al-Bukhari)

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga pernah berdo'a:

"Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah."
(Hadits Riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang shahih)

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda:

"Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai 'id (tempat yang selalu didatangi secara berkala dan diadakan kumpulan manusia di sana, -pent). Dan ucapkanlah shalawat atasku, maka sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada."
(Hadits Riwayat Imam Abu Dawud dengan sanad hasan)

Di saat sakitnya beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (yang menyebabkan wafatnya beliau, -pent), beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Semoga Allah melaknat yahudi dan nashrani. Mereka telah menjadikan kuburan-kuburan para Nabi mereka sebagai masjid-masjid (tempat beribadah)."

Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sangat mengecam terhadap apa yang mereka lakukan. 'Aisyah radhiyallaahu 'anhuma berkata, "Seandainya bukan karena itu (kekhawatiran kuburan beliau dijadikan masjid) niscaya kuburan beliau akan ditinggikan, namun beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam benci kalau kuburannya akan dijadikan masjid." (Muttafaq 'alaih)

Bab ini sangatlah luas (masih banyak lagi hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sangat tegas merealisasikan tauhid di tengah ummat beliau, -pent).

Bersamaan dengan ini semua, seorang mukmin hendaknya mengetahui bahwa sesungguhnya Allah adalah Rabb dan penguasa segala sesuatu. Karenanya dia tidak mengingkari sebab-sebab yang Allah ciptakan, seperti Dia menjadikan hujan sebagai sebab untuk tumbuhnya berbagai tanaman, Allah berfirman:

"Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan."
(Qur-an Surat al-Baqarah: ayat 64)

Allah juga menjadikan matahari dan bulan sebagai sebab bagi segala yang Dia ciptakan dengan (sebab) adanya matahari dan bulan. Dia juga menjadikan syafa'at dan do'a sebagai sebab bagi akibat-akibat yang dikandungnya seperti perbuatan kaum Muslimin menshalati jenazah adalah termasuk sebab Allah merahmati jenazah tersebut (dengan sebab shalat tersebut) dan juga menjadi sebab Allah melimpahkan pahala terhadap orang-orang yang menshalatinya.

Bersambung...

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: al-Wasithah baina al-Haq wal Khalq, Penulis: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah, Penerbit: Riaasah Idarah al-Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta', Cetakan I, Tahun 1419 H. Judul terjemahan: Perantara antara Allah dan makhluk-Nya - Ngalap berkah Nabi dan wali (ditinjau dari sisi Syar'i), Penerjemah: Hikmatur Rahmah, Penerbit: Pustaka al-Haura' Jogjakarta - Indonesia, Cetakan I, Shafar 1425 H/ Maret 2005 M.

===

Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT