Bagian II
Sikap dan Perilaku Khidir 'alaihis salaam
Bab 23
Kisah Khidir 'alaihis salaam Bersama Ibrahim bin Adham (2)
Dalam kitab tafsirnya Abu Hayyan pernah berkata: Banyak orang yang menganjurkan kebaikan suka berbohong bahwa sebagian mereka melihat Khidir. Imam Abu al-Fath al-Qusyairi menceritakan salah seorang syaikhnya yang bercerita tentang dirinya yang pernah melihat Khidir dan berbicara kepadanya. Namun, jika ditanyakan kepadanya, siapa yang memberitahunya bahwa dia adalah Khidir, atau bagaimana caranya dia tahu bahwa itu Khidir, dia hanya terdiam saja.
Lanjut Abu Hayyan: Sebagian mereka juga menyangka bahwa Khidiriyyah (ilmu kekhidiran) merupakan suatu tingkatan ilmu yang dikuasai oleh sebagian orang-orang shalih dengan berguru kepada Khidir. Karena itu ada pula yang mengatakan bahwa di setiap zaman ada Khidir.
Menurut hematku, sesuai dengan dalil yang ada, Khidir yang masyhur itu sebenarnya telah wafat.
Abu Hayyan berkata: Sebagian para syaikh kita juga terlibat dalam perbincangan ini. Di antara mereka adalah 'Abdul Wahid al-'Abbasi al-Hambali. Dia menyakini para shahabatnya pernah berjumpa dengan Khidir. Aku berkata, al-Hafizh Abu al-Fadhl al-Iraqi, salah seorang guru kami, menyebutkan kepadaku bahwa syaikh 'Abdullah bin As'ad al-Yafi'i meyakini Khidir masih hidup. Lalu aku memperingatkan dirinya dengan apa yang telah dinukil dari al-Bukhari, al-Harabi dan selain keduanya tentang sangkalan kabar tersebut. Lalu dia marah dan berkata: "Siapa yang berkata bahwa Khidir itu mati, aku marah kepadanya." Lalu kami katakan kepadanya bahwa kami telah merujuk tentang kematiannya. Kami telah menyimpulkan bahwa orang-orang yang mengatakan pernah bertemu dengan Khidir itu hanyalah membual saja. Di antara mereka al-Qadhi Ilmu ad-Din al-Bashati yang menjadi wali hakim al-Malikiyah pada zaman adh-Dhahir Barquq. Padahal telah jelas banyak beberapa ahli ilmu mengingkari kehidupan Khidir.
Pendapat ini telah dibuktikan oleh dalil-dalil yang sangat kuat, dan sangat berbeda dengan apa yang diyakini oleh kaum awam tentang kehidupannya yang abadi. Tetapi, mungkin pula muncul keraguan tentang kematian Khidir karena banyaknya penukil yang menunjukkan kehidupan Khidir. Misalnya ada orang yang berkata: Anggaplah sanad-sanad (riwayat) yang mengabarkan kehidupannya itu lemah, karena memang setiap riwayat mengandung kelemahannya, tetapi apa kiranya jika berbagai sanad riwayat itu dikumpulkan menjadi satu? Sekalipun riwayat-riwayat itu lemah, tapi jika dikumpulkan menjadi satu, maka semuanya bisa mencapai tingkat mutawatir secara maknawi. (Mutawatir adalah istilah ilmu hadits untuk menunjukkan kualitas hadits yang paling kuat, sebuah hadits disebut mutawatir jika diriwayatkan oleh tidak kurang dari sepuluh perawi pada setiap generasi perawi secara sambung menyambung. Jelas bahwa hadits-hadits tentang Khidir tidak termasuk mutawatir, karena sekalipun riwayatnya banyak, tapi setiap riwayatnya lemah dan banyak cacat. Karena itu, mereka yang mendukung pendapat bahwa Khidir masih hidup, ingin menekankan banyaknya riwayat itu dengan menyebutnya sebagai "mutawatir maknawi", -peny).
Jika mereka berargumen seperti itu, maka mereka pun tak kepalang tanggung harus mentakwil-takwilkan berbagai dalil yang sudah jelas menunjukkan kematian Khidir. Berbagai dalil itu antara lain: "Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad)" (4), juga hadits: "Di atas hitungan setiap seratus tahun... dan seterusnya sebagaimana telah kami jelaskan sebelumnya.
Sementara itu, dalil paling kuat yang menunjukkan kematian Khidir adalah ketidak-datangannya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dan dikecualikannya Khidir untuk diberi umur yang sangat panjang, yang sangat berbeda dengan manusia pada umumnya, tanpa ada dalil yang menunjukkan pengecualian tersebut.
Yang sudah pasti adalah kedudukannya sebagai Nabi. Seandainya dia Malaikat, tentu dia tidak akan pernah bisa menjadi makhluk berdaging di muka bumi ini, sebagaimana telah dijelaskan di awal buku ini.
Demikianlah buku ini selesai ditulis oleh Ibnu Hajar al-Asqalani pada hari Jum'at, 20 Syawwal tahun 867 H.
Bersambung...
===
(4) Surat al-Anbiya': 34.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Menguak Misteri Khidir Dalam Pandangan Sunnah, Penulis: Ibnu Hajar al-Asqalani, Penerjemah: H.M. Nasri, Lc, Penerbit: IIMaN dan Hikmah, Jakarta - Indonesia, Cetakan I, Januari 2003 M/ Dzulqa'adah 1423 H.
===
Layanan GRATIS Konsultasi, Estimasi Biaya, dan Survei Lokasi: Rangka Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
Telp/ SMS/ WA: 085778018878, BB: 269C8299
http://www.bajaringantangerang.com
===
Bisakah anda menjadi agen properti? Bisakah anda meraih keuntungan dengan memposisikan diri di antara pemilik dan pembeli? Jawab: BISA
1) tanpa punya pengalaman apapun di bidang properti
2) tanpa modal
3) tetap di pekerjaan atau bisnis anda sekarang
4) tetap tinggal di kota anda
Untuk info dan daftar GRATIS, klik: http://tinyurl.com/ppamr9b
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT