Skip to main content

Definisi | Khitan | Sunnah-sunnah fitrah | Surat al-Baqarah | Tafsir Wanita

Surat al-Baqarah

Sunnah-sunnah fitrah

Pertama; Khitan

Definisi

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah dalam kitab al-Fath 10/340 berkata,

"Khitan dengan harakat kasrah pada huruf kha; dan sukun pada taa' (al-Khitnu) adalah masdar (infinitif noun) dari kata khatana yang berarti memotong."

Sedangkan kata al-Khatnu dengan fathah pada kha' dan sukun pada taa' adalah memotong suatu bagian khusus dari anggota badan yang khusus pula. Dalam riwayat Yunus dan Muslim disebutkan bahwa al-Ikhtitan dan Khitan adalah merupakan hasil pekerjaan orang yang mengkhitan, atau merupakan tempat khitan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits 'Aisyah radhiyallaahu 'anhuma, "Jika dua khitan telah bertemu." (1) Dan yang dimaksud dalam pengertian ini adalah yang pertama.

Al-Hafizh berkata, "Sedangkan yang dikhitan dari anggota tubuh wanita adalah apa yang sesuai dengan nama tersebut (yaitu, pemotongan khitan)."

Sedangkan al-Mawardi berkata, "Khitan wanita adalah memotong kulit yang ada di bagian paling atas kemaluannya, di atas tempat masuknya penis, seperti klitoris atau seperti jengger ayam jantan. Pemotongan itu hendaklah dilakukan pada bagian atasnya saja dan jangan sampai menghabisinya."

Imam Nawawi berkata, "Khitan laki-laki disebut dengan i'dzar, sedangkan khitan perempuan disebut dengan khifdh."

Abu Syamah berkata, "Dalam pengertian ahli bahasa, semuanya bisa disebut dengan i'dzar, sedangkan khifdh khusus untuk wanita."

Abu Ubaidah berkata, "Keduanya sama, dalam hal wazan dan makna."

Al-Jauhari berkata, "Sedangkan kebanyakan ahli bahasa menyebutkan bahwa penggunaan khifdh lebih banyak untuk wanita."

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

(1) Hadits Riwayat Imam at-Tirmidzi 109, Imam Ibnu Majah 607, dari hadits 'Aisyah radhiyallaahu 'anhuma. Imam at-Tirmidzi berkata, "Bahwa hadits ini adalah hadits hasan shahih. Dan memang demikianlah adanya."

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Tafsir al-Qur-an al-Azhim li an-Nisa', Penulis: Syaikh Imad Zaki al-Barudi, Penerbit: al-Maktabah at-Taufiqiyyah, Kairo - Mesir, Judul terjemahan: Tafsir wanita, Penerjemah: Samson Rahman MA, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan pertama, Juni 2004 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog