Pujian terhadap mayit
Hendaklah ummat Islam memberikan pujian terhadap mayat dengan pujian yang baik, hal ini dapat dilakukan sedikitnya oleh dua orang yang jujur atas pujian yang diberikan kepadanya. Mereka itu bisa para tetangganya yang benar-benar mengenal si mayat tersebut, dan memiliki 'ilmu serta sifat-sifat kebaikan. Karena pujian yang demikian itu dapat menyebabkan si mayat tersebut berhak atas Surga Allah.
Banyak sekali hadits yang menjelaskan tentang hal itu, di antaranya adalah:
1. Dari Anas radhiyallaahu 'anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah melewati rombongan jenazah. Lalu beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memujinya dengan pujian yang baik (kemudian orang-orang ikut memuji dengan kebaikan secara berulang-ulang), mereka berkata, "Kami mengetahui bahwa ia seorang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya." Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Wajib, wajib, wajib." Dan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melewati jenazah kemudian beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mencelanya, maka orang-orangpun mengikutinya dengan celaan, maka mereka berkata, "Ia adalah orang yang tidak bagus agamanya," maka kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Wajib, wajib, wajib." Lalu 'Umar radhiyallaahu 'anhu berkata, "Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah! Engkau melewati jenazah lalu ia dipuji dengan kebaikan lantas engkau bersabda, 'Wajib, wajib, wajib.' Dan ketika ada jenazah yang lewat, kemudian dicela dengan keburukan engkau juga bersabda, 'Wajib, wajib, wajib'." Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Siapa saja yang kalian puji dengan kebaikan, maka wajib baginya Surga dan siapa saja yang kalian cela dengan keburukan, maka wajib baginya Neraka. Para malaikat adalah saksi-saksi Allah di langit dan kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi. Kalian adalah saksi-saksi Allah di atas muka bumi (3x). (Dalam satu riwayat disebutkan: "Orang-orang mukmin adalah saksi-saksi Allah di muka bumi.") Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang bertugas mengucapkan apa yang diucapkan lidah-lidah manusia, baik perkataan yang baik maupun perkataan yang buruk."
Bersambung...
===
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Talkhiish ahkaamul janaa-iz wa bida'uha, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, Judul terjemahan: Panduan praktis hukum jenazah, Penerjemah: Muhammad Dahri Lc dkk, Penerbit: Darus Sunnah Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan I, 2005 M.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT