Skip to main content

Surah al-Fatihah: Pemeliharaan Allah pada makhluk-Nya (3) | Tafsir Wanita

Surah al-Fatihah

Pemeliharaan Allah pada makhluk-Nya (3)

Setelah itu Allah berfirman,

"Ihdina ash-Shirath al-Mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus)," Artinya; tunjuki dan bimbinglah kami, dan berilah kami taufik pada jalan yang lurus. Jalan yang jelas yang mengantarkan kepada Allah dan kepada Surga-Nya. Jalan itu tak lain adalah pengetahuan tentang kebenaran dan beramal dengan kebenaran itu. Tunjukilah kami pada jalan itu dan tunjukilah perjalanan kami di jalan itu.

Petunjuk menuju jalan itu adalah melakukan komitmen yang tinggi dengan agama Islam dan meninggalkan agama-agama lain selain Islam. Sedangkan petunjuk perjalanan di jalan lurus itu mencakup semua petunjuk yang rinci tentang agama, baik secara 'ilmu atau pun 'amal.

Do'a ini, adalah do'a yang sangat lengkap dan sangat bermanfaat bagi seorang hamba. Oleh sebab itulah wajib bagi setiap insan untuk berdo'a kepada Allah dengan do'a ini setiap raka'at dalam shalatnya, karena begitu amat pentingnya do'a ini.

Sedangkan yang dimaksud dengan jalan lurus itu adalah; "Shirathal ladzina an'amta 'alaihim (yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka)"; dari kalangan para Nabi, para shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih.

"Ghairil maghdhubi 'alaihim (bukan jalan mereka yang dimurkai, yaitu yahudi)"; yang mengerti tentang kebenaran namun meninggalkannya, seperti orang yahudi dan yang semisalnya dengan mereka, "Waladh dhallin (dan bukan pula jalan mereka yang sesat, yaitu nashrani)"; yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan mereka. Seperti orang-orang kristen dan yang semisalnya dengan mereka.

Surat al-Fatihah ini, dengan segala kesingkatannya telah mencakup semua yang terkandung dalam surat-surat yang ada dalam al-Qur-an. Surat ini mengandung tiga bentuk tauhid; tauhid rububiyyah dengan firman-Nya, "Rabb semesta alam."

Juga tauhid uluhiyyah; dengan menjadikan ibadah hanya untuk Allah, yang diambil dari lafazh "Allah" serta dari firman-Nya, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."

Dan juga tauhid asma' wa sifat (nama dan sifat); yang menetapkan sifat kesempurnaan Allah, yang telah Dia tetapkan untuk diri-Nya, dan oleh Rasul-Nya tanpa pengurangan, penyerupaan dan penyamaan. Ini ditunjukkan dalam lafazh, "Segala puji hanya bagi Allah."

Surat ini juga mengandung penetapan dan pengakuan kenabian, yang terdapat dalam firman-Nya, "Tunjukilah kami jalan yang lurus," sebab hal ini tidak akan terjadi tanpa adanya kerasulan atau kenabian.

Surat ini juga mengandung penetapan dan pengakuan adanya ganjaran terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, "Yang Menguasai hari Pembalasan." Sesungguhnya ganjaran itu akan dilakukan dengan cara yang adil. Sebab pembalasan (din) itu adalah pembalasan dengan cara yang adil.

Di dalam surat ini juga mengandung penetapan qadar, dan sesungguhnya seorang hamba adalah pelaku amal yang dia lakukan secara hakiki. Ini berbeda dengan pandangan kalangan qadariyyah dan jabariyyah.

Bahkan lebih jauh dari itu, surat ini juga mengandung penolakan terhadap semua ahli bid'ah dan orang-orang sesat. Ini terbaca dalam firman-Nya, "Tunjukilah kami jalan yang lurus," sebab ini merupakan bentuk pengetahuan terhadap yang benar dan kemauan mengamalkannya. Sedangkan seorang ahli bid'ah dan sesat akan berlawanan dengan jalan yang lurus itu.

Selain itu juga, surat ini mengandung penyerahan diri yang total kepada Allah, baik dalam bentuk ibadah maupun isti'anah yang tercermin dalam firman-Nya, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan," segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. (1)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

(1) Lihat juga pengantar kitab Madarij as-Salikin yang ditulis oleh Imam Ibnul Qayyim untuk bukunya tersebut.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Tafsir al-Qur-an al-Azhim li an-Nisa', Penulis: Syaikh Imad Zaki al-Barudi, Penerbit: al-Maktabah at-Taufiqiyyah, Kairo - Mesir, Judul terjemahan: Tafsir wanita, Penerjemah: Samson Rahman MA, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan pertama, Juni 2004 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog