Skip to main content

Surat al-Baqarah: Sunnah-sunnah fitrah | Tafsir Wanita

Surat al-Baqarah

Sunnah-sunnah fitrah

Allah Ta'ala berfirman,

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, 'Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.' Ibrahim berkata, 'Dan aku mohon juga dari keturunanku.' Allah berfirman, 'Janji-Ku ini tidak mengenai orang yang zhalim'."
(Qur-an Surat al-Baqarah: ayat 124)

Dalam ayat ini Allah berfirman dengan mengingatkan tentang kemuliaan Nabi Ibrahim Khalilullah dan bahwasanya Allah menjadikannya sebagai imam yang menjadi panutan dalam tauhid, tatkala dia melakukan apa yang diperintahkan Allah dalam hal perintah dan larangan.

Oleh sebab itulah Allah berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan)," artinya; sebutkan wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrikin dan ahli Kitab yang menyatakan diri, bahwa mereka beragama dengan agama Ibrahim, padahal sebenarnya mereka tidak beragama di atas agama Ibrahim, karena orang yang sesungguhnya berada di atas agama Ibrahim adalah engkau dan orang-orang yang bersamamu dari kalangan mukmin. Ingatkan kepada mereka tentang ujian Allah kepada Ibrahim yang berupa beban perintah dan larangan, "Lalu Ibrahim menunaikannya," yakni; melakukannya dengan sempurna.

Namun beberapa 'ulama berbeda pendapat mengenai makna kalimat tersebut. Di antaranya; apa yang disebutkan oleh 'Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Thawus dari 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma mengenai firman Allah, "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabbnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya."

Dia berkata, "Allah mengujinya dengan thaharah (bersuci), lima di kepala dan lima di jasad. Yang di kepala adalah; memotong kumis (yang melewati bibir), berkumur, menghirup air di hidung, bersiwak, merapikan rambut. Sedangkan yang di jasad adalah; memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, khitan, mencabut bulu ketiak, dan mencuci tempat keluarnya kencing dan tinja dengan air."

Atas dasar pendapat ini, yang menyempurnakan dalam pelaksanaannya adalah Nabi Ibrahim 'alaihis salaam. Pendapat ini sesuai dengan zhahir ayat al-Qur-an. (1)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

(1) Lihat kitab Tafsir al-Hafizh Ibnu Katsir 1/27, Imam al-Qurthubi 2/93.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Tafsir al-Qur-an al-Azhim li an-Nisa', Penulis: Syaikh Imad Zaki al-Barudi, Penerbit: al-Maktabah at-Taufiqiyyah, Kairo - Mesir, Judul terjemahan: Tafsir wanita, Penerjemah: Samson Rahman MA, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan pertama, Juni 2004 M.

===

Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT