Skip to main content

Catatan kedua atas buku Dialog dengan jin Muslim (9)

Bab ketiga

Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim

Catatan kedua (9)

Mereka (para syaithan) yang juga mendapatkan mahkota (dari iblis) adalah yang berhasil menggoda untuk melakukan pembunuhan terhadap manusia dengan tanpa hak dan yang membuat perceraian antara suami isteri. Akan tetapi yang tertinggi adalah syirik dan pembunuhan, sebagaimana tercantum dala al-Qur-anul Karim. Allah berfirman:

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
(Qur-an Surat an-Nisaa': ayat 116)

Sedangkan tentang pembunuhan, Allah telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya.
(Qur-an Surat an-Nisaa': ayat 93)

Pada masalah ini para 'ulama berselisih, apakah orang-orang yang melakukan pembunuhan itu kekal di dalam Neraka atau tidak? Karena dalam ayat tersebut digunakan lafazh "khaalidan fiiha" (kekal di dalam Neraka). Madzhab yang shahih mengatakan bahwa dia tidak kekal di dalamnya, namun dia akan teradzab dalam masa atau waktu yang sangat lama sekali, sehingga lafazh "khaalidan fiiha" diterjemahkan bahwa dia akan tinggal lama di Neraka Jahannam. Dan orang yang melakukan pembunuhan itu tidak keluar dari agama Islam, akan tetapi dia telah melakukan dosa yang sangat besar sekali. Allah murka kepadanya, Allah melaknatnya dan Allah akan menyediakan baginya adzab yang sangat besar. Itulah balasan dosa pembunuhan.

Dalam pembicaraan Muhammad Isa Dawud dengan jin Muslim tidak disinggung-singgung masalah yang terpenting ini, yakni masalah kesyirikan, padahal Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah menjelaskan, bahwa iblis memuji anak buahnya yang telah membuat manusia berbuat syirik itu dengan berkata di hadapan balatentaranya, "Anta, anta (engkau, engkau yang hebat)," sambil mengambil mahkota lalu dikenakan kepadanya. Dan keesokan harinya disebar lagi balatentara iblis itu dan begitulah setiap hari.

Melakukan pembunuhan dan yang lainnya juga terhitung besar, akan tetapi dosa syiriklah yang terbesar. Kemudian dosa besar yang lain adalah 'uququl walidain (durhakan kepada orang tua), akan tetapi iblis tidak memberi mahkota kepada anak buahnya yang membuat seorang anak durhaka kepada orang tuanya, walaupun sangat besar dosanya. Tidak sedikit anak yang durhaka, namun dikemudian hari ia bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada ibu dan bapaknya.

Bersambung...

===

Maraji'/ Sumber:
Buku: Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah, bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim, Penulis: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penyusun: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Penerbit: Darul Qolam, Jakarta - Indonesia, Cetakan kedua, Tahun 1425 H/ 2004 M.

===

Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog