Skip to main content

Catatan keempat atas buku Dialog dengan jin Muslim

Bab ketiga

Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim

Catatan keempat:

Pada halaman 70, Muhammad Isa Dawud berkata:

Sungguh beruntung rumah ini bagi kami dan bagi mereka.

Saya berkata: Hal itu disebabkan karena rumahnya dihuni oleh jin, yang terdiri dari Sa'id dan Marjan, anak-anak dari Zubaidah dan suaminya yang bernama Muhammad, sebagaimana yang ia katakan sendiri sebelum ini. Sehingga Muhammad Isa Dawud berkata:

Adanya jin Muslim merupakan pertanda baik dan bukti kenikmatan dan ridha Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada penghuninya.

Saya berkata: Pernyataan ini perlu diteliti kembali, bahwa adanya jin Muslim di rumah seorang Muslim merupakan pertanda baik dan bukti kenikmatan dan ridha Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada penghuninya. Dari mana Muhammad Isa Dawud mendapat keterangan seperti ini? Pernahkah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kalau ada jin Muslim di rumah kamu, maka itu pertanda baik dan keridhaan Allah dan adanya nikmat dari-Nya." Dari mana kita dapat mengetahui keridhaan Allah itu datang kepada kita kalau ada jin Muslim di rumah kita? Dan dari mana kita mengetahui bahwa itu salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada kita? Semua itu hanya dapat diketahui dengan perantara berita dari langit (dari Allah), dan dalam hal ini berita dari langit tersebut tidak turun. Jelaslah bagi kita semua bahwa ini merupakan sebuah ziyadah (tambahan) lagi darinya (bid'ah 'aqidah atau perkara baru dalam masalah 'aqidah agama Islam). Mana yang lebih baik, adanya seorang (manusia) Muslim di rumah kita atau adanya jin Muslim di rumah kita?

Setiap pernyataan yang disandarkan kepada Allah harus memiliki dalil, baik dalil yang rinci maupun dalil yang mujmal (global). Betulkah Allah ridha? Kalau memang betul, maka kita memohon kepada Allah agar banyak jin Muslim di rumah kita. Kalau tidak benar, maka tidak boleh bagi seorang Muslim untuk menyandarkan sesuatu atas nama Allah Jalla wa 'Ala.

Perkataan ini memberikan peluang agar di rumah kita dipenuhi oleh jin Muslim, padahal di hadapan kita masih banyak saudara (manusia) kita yang tidak mempunyai rumah. Adanya seorang (manusia) Muslim yang baik di rumah kita lebih terhormat, lebih mulia dan lebih baik. Dalil tentang hal itu banyak sekali, di antaranya adalah sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang berbunyi:

Seorang Muslim dengan Muslim yang lainnya layaknya bangunan yang satu dan yang lainnya saling mengokohkan... (49)

Perkataan pengarang (Muhammad Isa Dawud) di atas, masih bersifat nisbi (relatif/ tidak mutlak), jin Muslim yang mana yang dimaksud dalam perkataan di atas? Apakah jin Muslim secara umum? Padahal keadaan mereka sama seperti manusia. Banyak (manusia) Muslim-muslim yang jahil (bodoh) dan banyak juga (manusia) Muslim-muslim yang jahat, begitu juga dengan jin-jin Muslim. Keadaan mereka sama seperti manusia, sebagaimana telah diterangkan di Muqaddimah. Perhatikanlah perkataan ini!

Bersambung...

===

(49) Hadits muttafaq 'alaih, lihat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim nomor 2585 dari hadits Abu Musa radhiyallaahu 'anhu dengan lafazh seperti di atas.

===

Maraji'/ Sumber:
Buku: Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah, bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim, Penulis: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penyusun: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Penerbit: Darul Qolam, Jakarta - Indonesia, Cetakan kedua, Tahun 1425 H/ 2004 M.

===

Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com

===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT