Skip to main content

Syarah Basmalah | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Bismillaahir rahmaanir rahiim.

Dengan menyebut nama 1) Allah 2) Yang Maha Rahman 3) lagi Maha Rahim 4).

===

Syarah:

1) Penulis rahimahullah memulai kitabnya dengan basmalah, untuk mengikuti Kitabullah, al-Quran, karena Kitabullah dimulai dengan basmalah. Di samping itu, penulis mengikuti hadits:

"Setiap urusan penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka ia terputus." (1)

Penulsi juga mencontoh perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebab beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengawali tulisan-tulisan beliau dengan basmalah.

Kalimat, "Dengan menyebut nama Allah" ini, berkaitan dengan kata yang terhapus, yaitu sebuah kata kerja yang lebih akhir, yang sesuai dengan keadaan. Penafsirannya di sini, "Dengan nama Allah aku menulis atau aku menyusun kitab."

Kami menafsirkannya dengan kata kerja, karena pada dasarnya amal itu berupa perbuatan. Dan kami menafsirkannya sebagai kata kerja yang terletak lebih akhir, untuk dua faedah:

a. Mengharapkan berkah dari memulai dengan menyebut nama Allah 'Azza wa Jalla.

b. Untuk pembatasan pada nama Allah saja, karena mendahulukan susunan kata itu menunjukkan pembatasan.

Kami menafsirkan bahwa kata kerja tersebut harus sesuai, karena hanya demikianlah yang bisa lebih menjelaskan maksud. Sebab, andaikata kita mengatakan, "Dengan nama Allah kami memulai," maka tidak diketahui apakah yang kita mulai. Tetapi jika kita mengatakan, "Dengan nama Allah aku membaca", maka perkataan ini bisa lebih menjelaskan maksud perbuatan yang dimulai dengan nama Allah itu.

2) Allah adalah nama untuk Sang Pencipta, Yang Maha Agung dan Yang Maha Luhur. Allah adalah nama yang diikuti oleh seluruh nama lain. Karena itu, dalam firman Allah:

"Alif Laam Radhiyallahu 'anha. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Yaitu Allah yang memiliki segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih. (QS. Ibraahiim: [14]: 1-2)

Kami berpendapat bahwa lafzhul jalaalah "Allah", pada ayat di atas, bukan sifat, melainkan 'athaf bayaan (penggabungan yang berfungsi menjelaskan), agar lafal tersebut tidak menjadi taabi' sebagaimana dalam na'at dan man'ut.

3) Rahmaan adalah salah satu nama yang dikhususkan bagi Allah 'Azza wa Jalla, tidak boleh digunakan untuk menyebut selain-Nya. Rahmaan berarti 'Yang memiliki sifat kasih sayang yang luas'.

4) Rahiim adalah nama yang bisa digunakan untuk menyebut Allah 'Azza wa Jalla maupun selain-Nya. Makna rahiim adalah 'Yang memiliki sifat kasih sayang yang terus-menerus'. Rahmaan adalah 'Yang memiliki kasih sayang yang luas', sedangkan Rahiim adalah 'Yang memiliki sifat kasih sayang kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya'. Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla:

"Allah mengadzab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS. Al-'Ankabuut [29]: 21)

Baca selanjutnya:

===

(1) Imam as-Suyuthi menyebutkan dalam al-Jaami'ush Shaghiir bahwa hadits ini dikeluarkan oleh al-Harawi II/ 147. Hadits ini juga dikeluarkan oleh al-Khathib dalam al-Jaami' II/ 69. Ia dikeluarkan melalui banyak jalan, dengan lafal yang berbeda-beda. Syaikh kami, al-Alamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah pernah ditanya mengenai hadits ini. Beliau menjawab, "Keshahihan hadits ini diperselisihkan oleh para ulam. Ada yang menshahihkan, di antaranya adalah an-Nawawi, dan ada pula yang melemahkannya. Namun, para ulama menerima dan mencantumkan hadits ini dalam kitab-kitab mereka, yang mana menunjukkan hadits ini memang ada sumbernya..." Dikutip dari kitab al-'Ilmu, Syaikh Muhammad al-'Utsaimin semoga Allah memudahkan penerbitannya.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog