Masalah Ketiga: Barangsiapa yang Menaati Rasul dan Mentauhidkan Allah, Tidak Boleh Memberikan Loyalitas Kepada Siapapun yang Memusuhi Allah dan Rasul-Nya | Syarah Tsalatsatul Ushul
Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.
Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.
Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.
Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.
Syarah Tsalatsatul Ushul.
Ketahuilah, rahimakallah, setiap muslim dan muslimah wajib mempelajari dan mengamalkan tiga masalah ini.
Pertama: Bahwa Allah telah menciptakan 1) dan memberi rezeki kita 2). Allah tidak membiarkan kita begitu saja, sia-sia 3), tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul 4). Barangsiapa menaati Rasul tersebut, pasti masuk Surga 5), dan barangsiapa bermaksiat kepadanya, niscaya masuk Neraka 6). Dalilnya adalah firman Allah 'Azza wa Jalla, "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepadamu (orang kafir Makkah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul kepada fir'aun. Maka fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat." (QS. Al-Muzammil [73]: 16).
Kedua: 7) Bahwa Allah tidak ridha jika ada seseorang dipersekutukan dengan-Nya dalam peribadatan kepada-Nya, baik ia seorang Malaikat terdekat maupun Nabi yang diutus sebagai Rasul. Dalilnya adalah firman Allah, "Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah. Maka jangan menyembah seorang pun di dalamnya di samping Allah." (QS. Al-Jinn [72]: 18).
Ketiga: 8) Bahwa barangsiapa yang menaati Rasul dan mentauhidkan Allah, tidak boleh memberikan loyalitas kepada siapapun yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga terdekat. Dalilnya adalah firman Allah 'Azza wa Jalla, "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridah terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung." (QS. Al-Mujaadilah [58]: 22).
===
Syarah:
8) Masalah ketiga yang harus diketahi adalah al-walaa` wal barraa`. Al-Walaa` merupakan prinsip agung. Banyak nash yang menyebutkan tentang prinsip ini. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jangan mengambil orang-orang yang di luar kalanganmu menjadi teman kepercayaanmu, karena tidak henti-hentinya mereka menimbulkan kemudaratan bagimu..." (QS. Aali 'Imraan [3]: 118)
Dan Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, jangan mengambil orang-orang yahudi dan nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk bagi orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Maa`idah [5]: 51)
Dan Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman,
"Hai orang-orang beriman, janganlah mengambil orang-orang yang menjadikan agamamu sebagai buah ejekan dan permainan, yaitu di antara orang-orang yang telah diberi al-Kitab sebelummu dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik), menjadi pemimpin. Dan bertawakkallah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." (QS. Al-Maa`idah [5]: 57)
Dan Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin-pemimpinmu, jika mereka mengutamakan kekafiran di atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Katakanlah, 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah [9]: 23-24)
Dan Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang beriman bersamanya, ketika mereka berkata, 'Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kamu dan telah nyata di antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya, sampai kamu beriman kepada Allah saja..." (QS. Al-Mumtahanah [60]: 4)
Berwala' dan mencintai orang yang memusuhi Allah adalah tindakan yang menunjukkan lemahnya iman yang terdapat dalam hati seseorang, kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab tidak masuk akal jika seseorang mencintai sesuatu yang menjadi musuh kekasihnya. Berwala' kepada orang-orang kafir itu bisa berupa menolong dan membantu mereka dalam melaksanakan kekafiran dan kesesatan mereka. Mencintai mereka terjadi dengan melakukan sebab-sebab yang menjadikan mereka cinta. Engkau melihat orang tersebut mencari kecintaan mereka dengan segala cara. Tidak diragukan lagi, tindakan ini menafikan iman atau kesempurnaannya. Seorang mukmin berkewajiban memusuhi siapa yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya adalah orang yang paling dekat dengannya. Ia harus membenci dan menjauhinya. Namun kebencian ini tidak menghalanginya untuk menasihati dan mendakwahi orang tersebut kepada kebenaran.
Baca selanjutnya:
Kembali ke Daftar Isi Buku ini.
Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.
===
Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.
===
Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT